mobilinanews (Singapura) – Meski sempat berada di posisi 7, namun akhirnya pegokart Daffa AB gagal menyelesaikan perlombaan babak final kelas Mini Rok event Rok Cup Asia di Singapura, Minggu (21/5).
Itu karena pegokart tim P-Five Racing Team itu tak bisa menghindar ketika ada pegokart di depannya yang melintir. Akibatnya, gokart Daffa keluar lintasan dan mesinnya mati.
“Nah, pada saat itu, Daffa hendak menghidupkan kembali mesin gokartnya untuk melanjutkan perlombaan. Namun karena anak kecil yang takut terjadi kesalahan, maka tanya dulu dengan marshall yang di situ. Oleh marshall tidak diperbolehakan, dan bagian belakang gokart dipegangin,” kata Irjen Anang Boedihardjo, founder P-Five Racing Team sekaligus sang ayah kepada mobilinanews.
Daffa pun menyampaikan alasan kepada Anang bahwa kalau dia memaksakan hidupin mesin lagi dan langsung jalankan gokartnya, marshall bisa jatuh. “Dan kalau mati, aku akan dipenjara,” ungkap Daffa seperti disampaikan Anang dengan polosnya anak-anak.
Padahal meski start di posisi 14 saat final, namun setelah evaluasi best time dan last time Daffa masih lebih bagus dibanding beberapa pegokart lainnya, maka optimisme pun sempat mencuat.
Di lap pertama, Daffa sudah berhasil menyalip 4 pegokart. Kemudian di lap 2 juga berhasil overtaking 3 pegokart di depannya. Sehingga sudah berada di posisi 7 pada lap kedua itu. Sebelum kemudian terjadi insiden pegokart tim IS CGR Racing No. 88 melintir dan Daffa yang berusaha menghindar gagal. Akibatnya menabrak dan ikut melintir.
“Daffa sendiri bilang ke saya, jangankan posisi 5 besar, posisi 1 atau 2 mungkin bisa didapat. Karena settingan gokartnya sudah dapat saat prefinal, dan itu yang membuatnya yakin bisa melaju ke depan,” terang Anang lagi.
Sementara itu Haridarma Manoppo, pelatih Daffa yang ikut mendampingi di Singapura menyebut kegagalan Daffa merebut podium adalah hal yang biasa terjadi.
“Ya, begitulah race. Terkadang semua persiapan sudah oke, namun kalau keberuntungan belum berpihak, seperti yang dialami Daffa kali ini. Tetapi, ini merupakan proses pematangan buat Daffa,” kata Haridarma.
Pegokart dan pebalap mobil nasional itu menyarankan Daffa AB lebih banyak mengikuti event gokart di luar negeri. “Tujuannya untuk menambah pengalaman dan jam terbang. Dalam hal ini, harus diakui masih kalah dengan Sergio Noor yang sudah malang melintang di berbagai event gokart di luar negeri,” tambahnya.
Namun begitu, Haridarma menilai, jalan masih panjang buat Daffa. Karena dia melihat adik dari pebalap mobil Rio SB itu memiliki bakat yang hebat untuk menjadi pebalap andal kelak di kemudian hari. (budsan)