mobilinanews (Sebatik) - Lahirnya sebuah komunitas tentunya punya cerita berbeda. Lain klub, lain lagi kisahnya. Umumnya berawal dari hobi yang sama beberapa orang, lalu mereka kumpul bareng, maka terbentuklah satu kebersamaan.
Dari kebersamaan itulah disepakati terbentuk komunitas. Seperti yang dialami Komunitas Trabas Sebatik atau disingkat KTS. Sebatik adalah nama Kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Posisinya berada di ujung timur Nunukan.
KTS pun menjadi salah satu komunitas penggemar motor trail diantara sekian banyak klub yang ada di Nusantara. "Awal terbentuknya tahun 2010 lalu. Saat itu cuma beranggotakan 5 orang yang semuanya menunggangi `kuda besi` hasil rakitan masing-masing," beber Kadir yang didaulat menjadi Ketua KTS.
Kelima perintis KTS yaitu Kadir, Sudarsih Anci, Zainal Abidin alias Sommeng, Anton dan Dicky Zulkarnaen. Sayang, Anton telah duluan wafat tahun 2011 Setelah itu, seiring berjalannya waktu, perkembangan begitu cepat terjadi.
Termasuk perkembangan teknologi yang semakin canggih. KTS mulai banyak mendapat respon dari kalangan penggemar tantangan penggila adventure trail. Tahun 2012 saja jumlah members mencapai 45 orang.
Sayang, tahun 2013 kegiatan sempat vakum. "Hampir tak ada kegiatan. Namun saya pribadi tidak berhenti touring. Kadang jalan sendirian saja," kenang Kadir.
Baru tahun 2016 KTS bangkit kembali. Perwakilan klub diutus keluar pulau guna mengikuti event jelajah alam liar khususnya di wilayah Kalimantara Utara (Kaltara) dan sebagian Kalimantan Timur.
Berkat kekompakan anggota, kegiatan sosial KTS Berbagi digelar. Bahkan ajang akbar One Day Trail Adventure JELAS (Jelajah Alam Sebatik) berhasil diadakan. "Ini sebagai langkah awal untuk berbenah diri di masa akan datang," tutur Kadir.
Terakhir, KTS punya andil sebagai penyelenggara Kejurnas Grasstrack Regional 4 Kalimantan yang sukses dihelat. "Keunikan klub ini disebabkan posisinya berada di perbatasan NKRI, jadi kami sering touring ke negara tetangga Malaysia," pungkas Kadir. (BangVe)