mobilinanews (Jakarta) - Mungkin masih banyak dari kita yang belum tahu tentang keberadaan sekolah non formal bernama Gajahwong. Sehingga untuk melihat kondisi aslinya pun mungkin tidak terlalu paham.
Dimana sekolah untuk anak-anak para pengemis dan pengamen, sangat butuh bantuan fasilitas yang layak selain pengakuan dari pemerintah.
Berada di kawasan Timoho Timur Yogyakarta, tepatnya di pinggir sungai Gajah Wong. Untuk menuju ke sekolah Gajahwong, satu-satunya akses keluar-masuk warga yang menamakan dirinya komunitas Ledhok Timoho, harus melitasi jalan gang selebar 1.5 meter.
Belum lagi jalanan yang sangat becek jika sehabis turun hujan.
Sekolah pendidikan anak usia dini atau Paud yang diberi nama Sekolah Gajah Wong, sejatinya dipelopori tim Advokasi Arus Bawah atau disingkat TAABAH. Kini dengan adanya TAABAH, komunitas ini bisa terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai warga negara Indonesia.
“Berbagai kegiatan pemberdayaan anak-anak, khususnya anak usia dini yang terus bertambah jumlahnya sudah mulai aktif. Sehingga anak-anak yang masih dilibatkan dalam urusan kebutuhan ekonomi seperti mengamen, mengemis atau memulung sudah bisa mendapatkan pendidikan yang sama di sekolah Gajahwong,” ujar Fais, selaku pimpinan sekolah yang berdiri tahun 2009 itu.
Kini sekolah Gajahwong memiliki 56 orang siswa. Tapi karena usianya berbeda-beda, sekolah pun membagi kelasnya jadi beberapa bagian.
Mulai kelas Akar untuk anak berusia 3 sampai 4 tahun. Kelas Rumput mulai usia 5 - 7 tahun, Ranting untuk usia 7 - 10 tahun dan Batang buat siswa berumur 10 - 15 tahun.
Mereka kini diajar guru bergaji agar ilmu yang didapat sesuai kurikulum.
Melihat kondisi tersebut, tim Massiv Amal yang punya semangat ‘Berbagi Ilmu’ tergerak untuk membantu siswa-siswi di sekolah Gajah Wong. Tepatnya Rabu (16/05) kemarin, melalui Tim Massiv Amal wilayah Yogjakarta dan Jawah Tengah Bagian Timur, sudah meresmikan arena bermain bagi pelajar di sekolah Gajah Wong.
“Menyalurkan donasi dari konsumen melalui pembelian aki Massiv Amal ke sekolah Gajang Wong, rasanya sangat tepat. Apalagi sekolah yang mulai banyak dihuni pelajar, butuh bantuan terutama fasiltas belajar. Makanya tim Massiv Amal memberikan paket buku serta perangkat pendukung sekolah. Sekaligus meresmikan arena bermain buat anak-anak di sekolah Gajah Wong,” ujar Devi Widiastuti, Manajer Operasional PT Grha Mataram Sejahtera Semtosa.
Devi menambahkan bantuan ke sekolah Gajah Wong tidak cuma sesaat dan hanya sebatas memberi buku dan alat-alat sekolah.
Sebab melalui Massiv Amal dengan tema Berbagi Ilmu, donasi ke sekolah ini akan terus berkesinambungan.
Massiv Amal, Besar Amalnya Besar Pahalanya..(budsan)