mobilinanews.com (Jakarta) – Pernyataan Donny SQ selaku kabid olahraga roda empat Pengprov IMI DKI tentang skorsing terhadap Sergio Noor (9 tahun) berlebihan, mendapat reaksi dari pihak tim Eris Mahpud.
Menurut Endang Suma, manajer pribadi Rava Mahpud, yang diduga melayangkan protes ke Pengprov IMI Jawa Barat dan PP IMI. “Perlu diluruskan karena ada beberapa pernyataan Pak Donny SQ yang kurang tepat. Biar terang benderang duduk persoalannya,” ujar Endang.(Baca juga : Skorsing PP IMI Terhadap Sergio Noor Berlebihan)
Bahwa pada kejadian itu, antara Sergio Noor dan Rava Mahpud itu bukan keributan, melainkan pemukulan. “Tindakan pemukulan itu pidana. Wajar kalau kami melaporkan ke penyelenggara pengprov pemberi rekom event dan induknya, yakni PP IMI,” ungkap pria asal Bandung ini.
Soal kemudian Pengprov IMI Jabar memberi sanksi skorsing 6 bulan dan kemudian PP IMI mengganjar 1 bulan kepada Sergio Noor tidak boleh melakukan aktivitas gokart, menurut Endang, itu bukan lagi wilayah timnya.
Kenapa sampai harus melakukan protes ke IMI?
Endang memberi penjelasan tambahan. “Kami mau ceritakan, seringkali terjadi insiden semacam itu di sisi sirkuit. Tapi kemudian orang tuanya saling ketemu, minta maaf, ya selesai. Tetapi, kasus Rava dan Sergio itu tidak ada tradisi itu. Tidak ada permintaan maaf dari pihak tim Sergio, tidak ada basa-basi.”
Jadi, lanjut Endang lagi, tidak benar seperti yang disampaikan Pak Donny SQ kalau sudah didamaikan antar tim, orang tua, sudah baikan dan sudah bermain lagi. Sampai sekarang keduanya belum baikan lagi.
Atas pemukulan itu, tambahnya, tidak bisa ditolerir lagi. Itu tindakan pidana. “Bahkan kalau pemukulan itu dilakukan orang yang sudah remaja dan memiliki KTP, saya pasti akan laporkan ke polisi dan masuk bui,” terang Endang.