mobilinanews (Sentul) - Sukses seorang pegokart tak berdiri sendiri. Ada peran pelatih, entrant, manajer hingga mekanik.
Nah, di antara beberapa elemen tersebut sepertinya peran mekanik cukup vital.
Saking strategisnya peran sang koki balapan tersebut hingga banyak pegokart yang hanya mau kalau dipegang mekanik kesayangan.
"Karena sudah merasa nyetel aja. Sudah cocok. Jadi kalau ada keluhan terkait settingan gokart, tinggal kasih tahu Amet, semua akan beres," ujar Keanon Santoso menyebut mekanik kesayangannya.
Uut sudah menjadi mekanik Akheela sejak kelas Cadet
Gael Julien lain lagi. Pimpinan klasemen kelas Minirok Kejurnas ESHARK dan Asia Rok Cup 2018, malah lebih percaya Trisno mekaniknya ketimbang kehadiran Sylvain Julien, sang ayah.
"Saya cukup ngobrol sama om Trisno terkait teknik dan gokart. Dia sangat pengalaman. Jadi mending papa duduk manis menonton aja di tribun," sambar Gael.
Hal sama terjadi pada beberapa mekanik, yang karena keahliannya secara teknik, chemistry dan bisa ngemong, akhirnya seperti sebuah pasangan yang solid dan susah dipisahkan.
Amet, mekanik pegangan Keanon Santoso
"Sejak awal main gokart, Daffa sudah dipegang sama Teguh Berni. Jadi sudah menyatu mereka, pembalap dan mekanik. Dan secara kemampuan, juga memang oke," sebut Irjen Pur Anang Boedihardjo, komandan P-Five Racing Team.
Nama lain yang bisa disebut di sini, pegokart yang telah menemukan chemistry dengan mekaniknya, Akheela Chandra Dewanto dengan Uut (UT Dapur Cokelat), Mursid Kamil dengan pembalap Kemas Bintang.
Lalu, Dicky Setiawan dengan pegokart Diptya Oktadewa (Respon Solo), Endang Suma dengan Rava Mahpud, Didi Shadaff dengan Sergio Noor dan masih banyak lagi.
Mekanik memang sang koki balapan. (budsan)