mobilinanews.com (Jakarta) – Sering kali didapati di setiap pangkalan ojek terjadi persinggungan dan saling sikut antara pengemudi ojek konvensional dengan Go-Jek. Banyak yang mengeluhkan bahwa Go-Jek membuat penghasilan ojek konvensional menjadi merosot.
Motorinaanews tertarik saaat melintas di pangkalan ojek Kalibata City, terpampang jelas pengumuman larangan bagi Go-Jek ataupun Grab-bike masuk ke areal Kalibata City. Salah satu “dedengkot” ojek di pangkalan tersebut bahkan tampak geram saat bertanya lebih detai perihal larangan Go-Jek.
“Kite dah ngerintis ni pangkalan belasan tahun lalu dari awal ini apartemen belom ada. Kite tetapin aturan bagi anggota ojek di sini, eh Go-Jek seenaknye aje selonong boy masuk Kalibata City ambil pendaringan (pekerjaan) kite,” ujar bang Kumis dengan dialek Betawi yang sangat kental.
Diungkapkan, sejak kehadiran Go-Jek banyak pelanggan (penghuni apartemen) yang beralih dan membuat penghasilan turun hingga 70 persen. Salah seorang ojek yang telah berusia 60 tahun mengeluhkan ketatnya persyaratan untuk menjadi anggota Go-Jek terlebih karena faktor umur.
“Saya pernah coba dan gak bisa masuk kalau usia sudah lewat dari 50 tahun. Belum lagi persyaratan lain terkait motor yang terbilang memberatkan. Kita kan kebanyakan pensiunan yang masih pengen punya penghasilan dengan ngojek,” papar H. Ahmad salah seorang ojekers.
Motorinanews menyaksikan langsung keberingasan ojekers saat Go-Jek masuk ke Kalibata City. Bang Kumis tampak lari mengejar dan menarik Go-Jek dengan paksa untuk keluar dari Kalibata City. Sempat terjadi penolakan dari Go-Jek namun tanpa daya harus mengalah karena takut dibully dan dimassa oleh tukang ojek lainnya.
Jika sudah memberikan ekses buruk, rasanya instansi terkait wajib turun tangan dan memperjelas duduk perkara serta status Go-Jek yang dinilai merugikan pengojek lainnya. Tunggu ulasan lebih detail dari mobilinanews.
Tidak terima kehadiran Go-Jek tidak hanya dirasakan di pangkalan ojek Kalibata City, ojekers semakin resah!