mobilinanews (Jakarta) - Sejak 2018, Shell bekerjasama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) menggelar ajang kompetisi ide inovasi “Think Efficiency”.
Kompetisi berhadiah total Rp 150 juta ini merupakan bentuk kontribusi Shell untuk Indonesia dalam mendorong lahirnya inovator masa depan untuk mencari solusi atas tantangan dunia di bidang energi.
Pemenang kompetisi “Think Efficiency” juga akan diberangkatkan ke Shell Technology Center di Shanghai, Cina, pada tahun 2020 untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan para pakar inovasi dari Shell.
Tahun ini, kompetisi “Think Efficiency” telah dimulai sejak 1 April 2019 dan berhasil menjaring berbagai ide inovasi dari 140 lebih partisipan.
Terdiri dari siswa sekolah menengah, mahasiswa, hingga kalangan profesional seperti peneliti, guru, dosen hingga profesor.
Dewan juri yang terdiri dari kalangan akademisi dan praktisi di bidang energi dan tribologi telah menetapkan enam finalis dari kedua kategori – inovasi di bidang energi dan tribologi.
Kini keenam finalis telah memasuki tahap penilaian terakhir untuk memperebutkan tempat pertama sebagai inovator terbaik “Think Efficiency 2019”.
Finalis “Think Efficiency 2019” untuk kategori Energi adalah:
- Tim Carbonese dengan ide inovasi “Eco Leaves Energy – Pengolahan Bio-waste menjadi Carbon Microsphere sebagai Supercapasitor”;
- Isya Syurga & Ikhwanuddin dengan karya “Jelly Blueflame Stove”; dan
- Tim LT4 yang menghadirkan ide “Voltganic – Organic Battery”.
Finalis “Think Efficiency 2019” untuk kategori Tribologi adalah:
- M. Khoir Syahbana dengan judul karya “Inovasi teknologi konfigurasi Werner Schlumberger sebagai sensor deteksi kualitas dan prediksi usia material secara non destructive”;
- Tim Wahana Berbagi yang menyajikan inovasi “Pengembangan material sensitif kitosan & karbon nanodot sebagai kemosensor deteksi kerusakan oli inon kontak menggunakan free dripping method yang terintegrasi aplikasi smartphone”;
- Tim Material Research Club dengan penelitian “Eco-friendly anti-fouling & anti-corrosion additive for marine lubricating”.
Kompetisi inovasi “Think Efficiency 2019” menitikberatkan penilaian pada aspek originalitas, produk, dampak dan keberlanjutan. Dua bidang yang dipilih yaitu Energi dan Tribologi, merupakan bidang kompetensi Shell.
Sinergi dengan para inovator diharapkan akan memberikan dampak besar dan positif untuk perkembangan teknologi Indonesia di masa depan agar bersiap dalam menghadapi tantangan energi dan Revolusi Industri 4.0 ke depan.
“Jumlah ide yang masuk tahun ini lebih variatif dan kreatif dari tahun lalu. Banyak ide-ide besar yang aplikatif dan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” ujar Syarif Riyadi, Co-founder Ecadin yang juga menjadi juri dalam kompetisi ini.
Hal ini menurutnya, tentu memberikan harapan besar bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dan unggul dalam menghadapi tantangan energi kedepan. (anto)