mobilinanews (Jakarta) – Di Kalimantan Barat, siapa tidak kenal H Syarief Machmud Alkadrie? Selain dikenal sebagai pengusaha, tokoh masyarakat, masih keturunan kesultanan Pontianak, juga dikenal sebagai maniak balap.
Di usia 47 tahun ini, pria yang pernah menjabat ketua Pengprov IMI Kalimantan Barat pada 2004-2008 dan 2008-2012 ini masih aktif ikut balap motor. Tidak tanggung-tanggung Machmud ikut seri balap R-Cup Sunday Race di sirkuit Sentul Internasional Bogor.
“Saya memang senang banget dengan balap. Sejak remaja saya sudah ikutan balap. Tidak hanya di Pontianak, tapi keliling Kalimantan. Di situ saya menjadi wakil Kalimantan di ajang balap nasional,” ujarnya kepada mobilinannews.
Berangkat dari darahnya memang darah balap, Machmud merasa terpanggil untuk bisa ikut membenahi kondisi PP IMI. Menurutnya, wibawa induk organisasi olahraga bermotor Indonesia itu sekarang pada kondisi yang memprihatinkan.
Itu pulalah yang menggugahnya untuk ikut maju dalam perebutan ketua umum PP IMI periode mendatang pada Munas yang akan digelar 12 Desember di Jakarta. “Sebenarnya saya tidak begitu berambisi jadi ketua umum. Tapi melihat kondisi seperti sekarang saya orang daerah pun merasa ikut tergugah. Tujuannya, bisa ikut berkontribusi membangun IMI,” sebut ayah 2 putri ini.
Keberadaan Machmud di antara kandidat ketum PP IMI yang lain disebut-sebut sebagai “kuda hitam”. Karena selain memang berdarah balap, juga siap dan rela berkorban jika diperlukan untuk kemajuan IMI tercinta.
“Saya dua periode jadi ketua IMI, lalu sekarang naik kelas menjadi ketua umum KONI Kalimantan Barat. Jadi saya tahu sebenarnya sumber dana IMI itu dari mana saja. Tetapi, kalau saya terpilih sebagai ketua umum, saya akan menyiapkan dana dari kantong saya pribadi demi kepentingan organisasi,” sebut Machmud lagi.
Kalau jadi ketum PP IMI, apa langkah pertama yang akan dilakukan?
“Pertama, mencari pengurus yang bisa kerja dan mau kerja. Saya kira banyak insan otomotif yang jago dan mau berkorban untuk organisasi IMI. Karena memang jadi pengurus kan bersifat sosial, tidak digaji. Setelah itu, baru menghidupkan kembali kompetisi balap yang saat ini berantakan,” ujar Machmud.
Intinya, bersama dengan pengurus lain Machmud akan sekuat tenaga memajukan IMI. “Saya prihatin sekarang ini. Dulu kalau menyebut IMI itu disegani dan berwibawa. Tapi sekarang itu tidak lagi,” pungkas Machmud.
(Profil Kandidat Ketua PP IMI Berikutnya : Sadikin Aksa)