mobilinanews (Jakarta) - Berkendara di jalan raya kota Jakarta yang nampak seperti hutan rimba ini, kita tidak pernah menduga apa yang akan terjadi. Bahaya terus mengintai mulai dari saat kita menginjak pedal gas saat naik mobil, ataupun saat tarikan gas pertama bila naik motor.
Melihat kecelakaan di jalan raya yang menelan korban sering sekali kita temui, bahkan mungkin juga pernah menimpa orang terdekat kita.
Timbul pertanyaan, apakah kecelakaan lalu-lintas yang terjadi adalah akibat ketidak disiplinan menaati aturan lalu-lintas atau karena sedang sial? Jawabannya mutlak, karena tidak patuh pada peraturan lalu-lintas.
Tapi terkadang, di saat kita patuh pada peraturan, tidak jarang kita jadi korban pengendara atau orang lain yang tidak patuh. Lalu Pertanyaannya, bagaimana kita menyikapi hal ini sehingga setiap hari kita bisa pulang dengan selamat kembali ke rumah menjumpai anak-anak dan keluarga tercinta?
"Ingat, mengemudi merupakan sebuah aktivitas multi-tasking, jalan raya adalah sebuah fasilitas bersama dan nyaris tidak terbatas. Siapa saja ada di sana, anak-anak, orang buta, orang gila, orang yang sedang stress bahkan orang mabuk dapat saja ada di sana," ungkap Jusri Pulubuhu, Founder dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) mencoba memberikan tips berkendara aman di acara talkshow "Safety Driving Mobil123.com, Rabu (25/5).
Di saat yang sama, orang-orang tersebut kata Jusri bisa saja ada disekeliling kita. Mereka bisa jadi di depan, samping atau pun di belakang kita. "Sehingga kata Fokus dan Mengerti menjadi dua kata kunci utama keselamatan Anda di jalan raya," tegasnya.
Pertama adalah Fokus. Disini Jusri menghimbau kepada setiap pengendara untuk memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik dan laik jalan. Kondisi kendaraan yang siap menurutnya akan membuat perjalanan nyaman, lancar dan pengemudi tidak stress.
Setelah itu, Jusri minta untuk memastikan segala masalah (mental & fisik) dalam keadaan baik. Sesuatu terkait fisik seperti sakit, keseleo, dll akan membuat keterbatasan gerak dalam mengoperasikan kendaraan.
"Dan pastikan Anda tidak terbebani dengan masalah keluarga, pekerjaan atau finansial, karena hal tersebut akan mengurangi konsentrasi mengemudi. Kualitas safety Anda akan segera menurun!" tambah pria yang memang sudah sangat expert untuk urusan safety driving ini.
Selanjutnya adalah berupaya secara maksimal untuk fokus dengan tugas mengemudi, hindarkan hal-hal yang mendistraksi konsentrasi seperti memegang handphone atau lainnya.
Kunci kedua adalah Mengerti. Melihat tidak selalu linear dengan mengerti. Indikasi mengerti yang saya maksud adalah tidak mengerem mendadak, tidak melakukan manuver mendadak, tidak kaget atas kejadian yang ada dimukanya, pergerakan kendaraan walaupun tidak terlalu pelan tapi selalu halus.
"Dalam sistem mengemudi defensive, mengerti diartikan sebagai tindakan antisipasi. Saat mata melihat sesuatu, maka pahami objek tersebut. Contoh, melihat anak kecil di bahu jalan yang ada 50 meter di muka. Pahami ia hanya seorang anak kecil yang dapat bergerak atau memutuskan sesuatu dengan seketika tanpa berpikir panjang, bahkan menyeberang seketika melintasi badan jalan dimuka Anda tanpa menghiraukan sesuatu yang buruk dapat terjadi," tambah Jusri.
Pengemudi yang selalu mengutamakan keselamatan, selain tertib berlalu-lintas juga memiliki pattern mengemudi antisipatif. Selalu mengececk kaca spionnya kemudian mengerti apa yang tertangkap dengan matanya, memastikan situasi belakang atau samping aman sebelum ia melakukan keputusan sebuah manuver.
Tindakan pengemudi yang memahami ia berada dimana adalah memastikan sisi belakang atau sampingnya aman atau tidak, barulah keputusan terbaik dilakukannya, ini adalah indikator Mengerti!.
"Have a safe drive!" (Zie)