mobilinanews (Bogor) – Cuaca harian yang berubah belakangan ini, membuat kita perlu menerapkan safety riding. Apalagi jika menilik tabel pada artikel Safety Riding Itu Pakai Ban Depan-Belakang Berpasangan Dengan Pattern Sama. Di situ, Jimmy Handoyo menyampaikan info, bahwa persentase beban pengereman ban depan dan belakang jadi harus saat kondisi jalan berubah.
Ya, tabel itu menegaskan ban depan menanggung 70% pengereman saat kondisi jalan kering. Sebaliknya, ketika jalanan basah ban belakang yang 70% bertugas mengurangi kecepatan motor.
Kenapa begitu, Jimmy yang kepala departemen technical service & development, PT. Suryaraya Rubberindo Industries, produsen ban FDR, menjelaskan. Titik awalnya adalah soal tugas ban depan dan belakang. Ban depan sebagai pengendali arah, sedang ban belakang sebagai pengatur traksi penghantar tenaga mesin ke aspal.
Saat pengereman, terjadi perpindahan tumpuan beban momentum ke depan. Efeknya, saat deselerasi, traksi ban belakang jadi berkurang. “Dengan kondisi begitu, efek pengereman ban belakang jadi berkurang juga. Makanya, dalam kondisi jalan normal, hasil pengereman akan lebih efektif jika pembagiannya 70% di ban depan. Rem depan yang bekerja lebih keras,” jelas Jimmy.
Sebaliknya, ketika cuaca berubah, jalanan jadi basah, persentase tugas pengereman menjadi terbalik. Ban belakang harus lebih Alasan Jimmy, karena tugas ban depan sebagai pengatur arah yang aktif menengok ke kiri dan kanan, ban depan tidak stabil di kondisi jalanan licin. “Lagipula, di jalan basah, ada efek aqua planning, ban tidak sempurna menapak aspal. Sehingga terjadi under-steer,” urainya lagi.
Dengan alasan itu, agar aman, beban pengereman harus dipindah ke roda belakang. Ya, rem belakang yang lebih diaktifkan fungsinya, jadi 70%. “Karena efek aqua planing di ban belakang lebih kecil. Kan air sudah disibak ban depan lebih dulu,” papar Jimmy.
Satu lagi, kalau jalanan basah, wajib kurangi kecepatan, ya. (Aries Susanto)