Wuih, Kantor IMI DKI 2 Lantai & Ada Saungnya
mobilinanews (Jakarta) - Meski telah sekitar 1 bulan ditempati, namun kantor sekretariat IMI Provinsi DKI di Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, baru diresmikan penggunannya pada Kamis (23/5/2019) kemarin.
Pengurus IMI DKI & anggota klub
"Iya, kami sebelumnya telah silaturahmi dengan Pak A Judiarto, menyampaikan terima kasih dipinjemin ruko di Kemayoran hampir setahun. Setelah itu, baru kami mendeclare kantor sekretariat IMI DKI yang baru ini," ujar Anondo Eko, Ketua Umum IMI DKI kepada mobilinanews.
Judiarto merupakan Ketua IMI DKI sebelum Anondo Eko. Mantan crosser nasional tersebut adalah Ketua IMI dua periode.
Lola Moenek, Anondo Eko & Denny Wajonk
Sekretariat ini berada di gedung yang sama dengan restoran Dapur Sunda, namun berada di bagian belakang.
Menempati ruangan 2 lantai cukup luas terdiri-dari, dari front desk, ruang tamu, ruangan karyawan, toilet, meeting room hingga ruang Ketua beserta ruang tamu VIP.
Yang menarik lagi, ketika pintu belakang di lantai 2 dibuka akan mendapati beberapa saung yang bisa dipakai ngobrol santai atau ruang tunggu tamu sembari ngopi atau makan cemilan.
AE di raung kerjanya, masih berantakan
Dari lantai 2 maupun 3, atau dari Saung, akan mendapati view menarik stasiun MRT Cipete Utama dengan hiruk pikuknya berjarak sekitar 50 meter saja.
Gedung ini merupakan properti milik Anondo Eko dan keluarga, yang secara lokasi mudah dijangkau di kawasan selatan Jakarta.
Sejumlah tokoh dari IMI Pusat, Ketua DPRD DKI, KONI DKI, anggota klub, pembalap, offroader hingga dari manajemen Sentul International Circuit melakukan peninjauan di sela acara bukber.
Kantor IMI DKI yang nyaman
"Saya kira, ini cukup representatif. Dan menurut saya IMI DKI akan dinamis dalam menjalankan roda organisasi dengan memiliki 2 kantor. Satu lagi kan di Sentul, fasilitas dari kami," ujar Lola Moenek, penasehat IMI DKI.
Di acara bukber dan peresmian kantor IMI DKI sejumlah tokoh otomotif hadir seperti Bambang Sudirdja, Faryd Sungkar, Andre Dumais, Jeffrey JP, Ian Soejono, Prasetyo Edi Marsudi, Lola Moenek, Djembar Kartasasmita, Bambang Rejeki, Usep Garnita, Dira Sulanjana hingga TB Adhi. (bs)
