Mobil dan Motor Adalah Aset, Maka Rencanakan Manfaatnya Dengan Mengetahui Nilai Penyusutannya

Sabtu, 26/11/2016 12:14 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Dalam pandangan ilmu financial, kendaraan, baik itu mobil atau motor, termasuk harta atau aset tetap. Namun, karena kendaraan termasuk aset yang dipakai untuk modal kerja, nilainya pasti mengalami penyusutan. Penyusutan ini yang harus dipahami agar kita bisa menjaga nilainya dan melakukan perencanaan terhadap aset itu.

Sebagai informasi, aktiva tetap terdiri dari bangunan, mesin, peralatan, perlengkapan dan kendaraan. Pada setiap periode pembukuan akuntansi. Aktiva tetap akan disusutkan sesuai masa manfaatnya, dan akan mengalami pengurangan nilai pada periode akuntansinya.

Dalam perusahaan atau pribadi, beban/biaya penyusutan nantinya akan masuk dalam laporan rugi-laba. Karena itu, kita perlu tau berapa nilai aset berupa kendaraan itu beberapa tahun kedepan. Terutama jika kita ada niatan menjual mobil/motor. Atau jika terjadi kerusakan, kehilangan dan lain-lain.

Nah, saat membeli mobil atau motor, baik baru maupun bekas, seiring waktu dan pemakaian, tentunya nilai jual mobil tersebut akan mengalami penyusutan di setiap tahunnya. Ini wajar. Tapi, kita perlu tau berapa penyusutannya.

Penyusutan, atau depresiasi adalah proses mengalokasikan biaya aktiva tetap ke dalam beban, selama masa manfaatnya, dengan cara rasional dan sistematis. Alokasi biaya penting untuk membandingkan beban dengan pendapatan.

Secara umum, nilai depresiasi dibagi 2. Yaitu depresiasi fisik, dan fungsional. Depresiasi fisik dikarenakan berkurangnya kemampuan fisik aset, dalam hal ini, mobil atau motor, untuk memberikan hasil. Depresiasi fisik menyebabkan biaya operasi, dan pemeliharaaan meningkat. Sementara hasilnya menurun. Contoh, mobil atau motor yang menua, harganya berkurang sebab daya jelajahnya turun.

Depresiasi fungsional adalah penurunan nilai yang disebabkan berkurangnya permintaan terhadap fungsi alat tersebut. Semisal, mobil atau motor tipe X, nilainya turun, karena ada tipe Z yang terbaru dan kemampuannya lebih tinggi.

Biar kita lebih paham terhadap depresiasi nilai kendaraan, kenali faktor yang mempengaruhi penghitungannya. Ada tiga. Pertama, Cost (biaya). Biaya yang dimaksud adalah biaya perolehan. Biaya perolehan jadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi.

Faktor kedua Useful Life (masa manfaat). Masa manfaat adalah estimasi umur produktif aktiva yang diharap dari kendaraan. Masa manfaat dinyatakan dalam tahun, unit aktivitas, unit output. Dalam mengestimasi, perlu mengukur faktor-faktor pemeliharaan dan perbaikan, juga kerentanan atas kerusakannya.

Faktor terakhir adalah Residual Value (nilai sisa). Nilai sisa merupakan estimasi dari nilai aktiva di akhir masa manfaatnya.

Cara termudah yang sering dipakai menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Berikut rumus penghitungan depresiasi dengan metode Garis Lurus :

Biaya Depresiasi Tahunan =  (Harga Perolehan − Nilai Sisa) :  Umur Manfaat Aset (tahun)

Contohnya :

Beli mobil bekas pada Januari 2016, seharga Rp. 145.000.000. Biaya perbaikan Rp. 5.000.000. Sehingga harga perolehannya adalah 150.000.000. Anggaplah masa manfaat mobil tersebut 10 tahun. Dengan pemakaian wajar, dan perawatan sesuai. Estimasi nilai sisa (residu) yang kita tentukan sendiri, dengan kondisi apa adanya, pada tahun kesepuluh (2026) adalah Rp. 50.000.000,-. Maksudnya, mobil itu masih dapat dijual seharga Rp. 50.000.000,-.

Dari situ, kita bisa memprediksi biaya depresiasi pada tahun tertentu, jika kita ingin merencanakan sesuatu, semisal menjual mobil atau potor kita pada saat tahun itu.

Mari kita ambil contoh, kita berniat menjualnya pada tahun ke-5. Maka nilai mobil itu dihitung sebagai berikut :

Depresiasi per tahun                   = (Rp 150.000.000 – Rp 50.000.000)/10  =  Rp 10.000.000

Akumulasi depresiasi 5 tahun  =  Rp 10.000.000,- x 5 = Rp 50.000.000,-

Nilai buku mobil 5 tahun             =  Harga perolehan – Akumulasi depresiasi =  Rp 150.000.000,- – Rp 50.000.000,- = Rp 100.000.000,-

Simpulannya, dengan mengetahui angka itu, kita bisa berencana terhadap mobil itu. Misalkan, kapan tepatnya mengganti mobil yang lebih baru. Apa keuntungannya jika ingin memodifikasi mobil itu? Bagaimana jika mobil tersebut digunakan untuk usaha, ataupun untuk mengelola aset-aset pribadi anda. Karena dengan pengelolaan aset pribadi dengan baik, anda dapat melakukan perencanaan keuangan anda dengan baik pula. Sekarang, mulailah selalu memiliki rencana terhadap kendaraan sebagai aset.

TERKINI
Honda Resmikan Layanan Bodi dan Cat Baru di Mitra Lenteng Agung Depok Jawa Barat, Perluas Layanan Purnajual Hampir 100 Peserta Mengikuti Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang, Ini Daftar Pemenangnya Mendukung Pelari Perempuan Berprestasi, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta Begini Cara "Kartini Zaman Now" Belajar Mengendarai Motor yang Aman Bersama Honda