Rabu, 14/12/2016 14:12 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Entah setan apa yang merasuk ke dalam tubuh wanita pengendara mobil Daihatsu Xenia ber-nopol B 1257 PRY ini. Dengan penuh amarah dia mengamuk dan berusaha menyerang seorang anggota Polantas Polda Metro Jaya, Aiptu Sutisna saat sedang melakukan tugasnya mengatur lalu-lintas di daerah Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa pagi kemarin, (13/12).
Dalam video berdurasi 52 detik yang sekarang viral di jagad maya, nampak wanita yang belakangan diketahui identitasnya bernama Dora Natalia, PNS di Mahkamah Agung melakukan upaya intimidasi kepada Aiptu Sutisna.
Keterangan berbagai sumber menyebutkan awal mula kejadian ini saat pengendara menegur petugas yang dianggap berdiri menghalangi jalannya. Tak terima ditegur dengan nada keras, korban langsung menghampiri mobil tersebut dan mengambil kunci bermaksud menilang.
Tak kalah sigap, Dora Natalia keluar mobil dan berusaha merebut kuncinya dengan penuh emosi. Ia terus berusaha menyerang Aiptu Sutisna hingga rompi dan seragamnya robek. Umpatan-umpatan yang tak pantas untuk diucapkan oleh seorang wanita, apalagi berhijab, pun keluar dari mulut Dora.
Masih untung korban yang menerima penyerangan ini tetap sabar dan tidak terpancing emosinya walau menerima serangan cukup agresif, coba kalau ikut kepancing juga?
Kemarin Masih Bertugas Sebagai Steward di Slalom Ancol, Nurie Salmun Berpulang Tadi Siang Karena Sakit Jantung
Nikmati ALVA Experience Center di Gading Serpong
O-UNIVERSE: Sebuah Ekosistem Fesyen dan Teknologi OMODA untuk Dunia
Aiptu Sutisna sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Jakarta Timur dengan membawa barang bukti berupa seragam dan juga video yang direkam langsung oleh partner tugasnya saat di TKP, dan hingga kini masih menunggu perkembangan kasusnya.
Yang pasti, dalam video tersebut mempertontonkan sebuah hal konyol. Polisi yang bertugas di jalan mengamankan arus lalu-lintas memiliki hak penuh untuk mengatur, termasuk dimana dia berdiri atau memposisikan dirinya, kendaraan mana yang harus ditahan atau yang diberi kesempatan lewat. Tidak satupun pengguna jalan yang boleh melarang atau marah.
Itulah pentingnya sebuah kesabaran, apalagi dalam kondisi lalu-lintas di kota Jakarta yang penuh sesak ini. Intinya satu, sabar...... (Zie)