Hyundai Optimis Semester Kedua Pasar Mobil Menggeliat

Senin, 20/04/2015 15:47 WIB

mobilinanews.com (Jakarta)  - Nilai tukar rupiah yang masih tinggi terhadap dolar Amerika, kenaikan BBM serta hiruk pikuk politik yang belum mereda memberi andil terhadap penjualan mobil yang cenderung stagnan. Namun, optimis pada semester kedua tahun ini pasar akan menggeliat.

Hal itu disampaikan Hendrik Wiradjaja, Marketing & Communications Division Head PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) kepada mobilinanews di Jakarta, Kamis (16/4).  “Tapi kami optimis pada semester kedua pasar akan menggeliat. Selain itu, memang di awal tahun selalu penjualan akan lambat,” ujar Hendrik.

Momentum peningkatan penjualan itu, diprediksi Hendrik akan terjadi saat berlangsung  pameran otomotif tahunan yang dijadwalkan 20-30 Agustus 2014.  Semacam gongnya berlangsung saat motorshow.

Lalu, Hyundai pilih yang mana? “Sebagai anggota asosiasi, apalagi Pak Jongkie D Soegiharto (Wakil Presiden Komisaris HMI) menjabat ketua I Gaikindo, kami akan ikut GIIAS yang di BSD. Apakah juga akan ikut  IIMS di Kemayoran, kami lagi pertimbangkan menyangkut man power dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Soal produk apa saja yang akan ditampilkan di GIIAS, Hendrik belum bersedia mengungkapkan. Hanya saja pria enerjik ini menyampaikan  bahwa Hyundai Santa Fee Dspec tetap menjadi salah satu ujung tombak di pasar.

Kemudian HMI juga masih mengandalkan mobil ambulans karena dianggap dimensinya cocok untuk di Indonesia. Kelebihannya, varian untuk ambulans ini langsung didatangkan dari pabrik. “Kompetitor kan pakai karoseri. Jadi kita menang kualitas,” sambung Hendrik.

Hyundai yang juga bermain di kendaraan komersial (dalam hal ini taksi) juga terkena dampak pelemahan rupiah. Sehingga masa usia taksi yang sebelumnya 7 tahun dimundurkan hingga 10 tahun. Hyundai bermain di Makassar, Surabaya dan Solo. Kecil sekali memang pasar sedan untuk taksi, dan kondisinya berbeda dengan 2013 yang saat itu sangat agresif.

Yang jelas, untuk layanan aftersales menurut Hendrik terjaga baik. Siap berkompetisi dengan merek lainnya dari Korea yang kabarnya tengah bermasalah dengan likuiditas.

“Memang saat ini kami masih memakai patokan harga Rp 12 ribu dan Rp 12.500,- untuk dolar Amerika. Kalau kondisinya tidak juga membaik,  kami tentu akan mengikuti mekanisme pasar alias menaikkan harga dengan asumsi perhitungan dolar Rp 13.000,-,” ungkap Hendrik.

Langkah yang wajar ya boss.

TERKINI
Wuling Cloud EV Raih Penghargaan The Most Tested Car di PEVS 2024, Segini Pesanan yang Diperoleh WahanaArtha Ritelindo Rayakan Hardiknas dengan Program dan Promo Spesial GIIAS 2024: Dorongan Konsisten untuk Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Bocor, Motor Listrik TVS iQube Terbaru Akan Rilis Dengan Harga Rp 50 Jutaan, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!