Erwin Mancha, Balap Motor Ancol dan Start Ala Koboi (Bagian 3)

Jum'at, 29/12/2017 16:44 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Erwin Mancha awal mula turun di dunia otomotif berawal dari motocross pada tahun 1975.

Ketika itu masih menggunakan motor Honda bebek yang dimodifikasi buat main motocross bersama kakaknya, Rudy dan teman-temannya.

"Namun kakak saya tidak melanjutkan main motocross karena jatuh dan patah tangannya. Kapok kayaknya dia..hahahaa," tutur Erwin.

 Sebenarnya pula, Erwin tidak pernah kepikiran mau jadi pembalap. Malah ada teman dia yang lebih serius ingin jadi pembalap motor dan pembalap motocross.

Saat itu, hobi Erwin dan kawan-kawan balapan di jalan raya (pada tahun 75-78 di kota Bogor relatif sepi jalannya, tidak seperti sekarang macet di mana-mana yang ada kalau balapan sekarang di jalan raya di Bogor yang ada sudah masuk rumah sakit karena kecelakaan.

"Tahun 1976, saya ikut pertama kali balap motocross di Pasir Angin Ciawi Bogor. Saat itu saya bergantian dengan sahabat saya Agus yang kebetulan juga yang punya motor trailnya. Jadi kami ikut dua kelas : Agus di kelas 100cc & saya di kelas 125cc.Di event awal dua-duanya gak ada yang juara, Agus teratuh, saya hanya finish kelima," cerita Erwin.

Kemudian, Erwin hijrah dari Bogor tahun 1979 ke Jakarta dan main motocross di Pondok Indah.

"Pada tahun 1980 kalau ada kejuaraan Rally Motor, di mana diperlombakan kelas Trail, Sport, Bebek & Vespa. Di event teraebut banyak pembalap motocross, road racing hingga pembalap mobil pun ikut an. Yang saya inget, ada Pak Tinton Soeprapto  juga Pak Abeng, Pak Chepot, almarhum Pak Aswin Nasution dll."

Pada event Rally tersebut, Erwin berhasil finish juara 1 kelas bebek & vespa juga masuk juara imum ke 8.

"Nah sehabis pembagian piala, saya disamperin Pak Abeng saat itu yang bersangkutan menanyakan hari Senin bisa dateng ke kantor Kawasaki ga di Pecenongan. Saya bilang bisa. Ada apa ya? Beliau bilang kita lagi cari pembalap untuk tim motocross Kawasaki. Spontan aja saya jawab saya mau," lanjut Erwin.

Kemudian Erwin bertanya, Pak Abeng jadi apa yang dijawab sebagai manajer team. Wah cocok deh kalau begitu.

"Kan siapa yang ga tau reputasi beliau di funia balap. Saya pun sering nonton beliau zamannya di Sirkuit Ancol. Itulah awal saya benar-benar jadi pembalap motocross di bawah naungan tim Kawasaki asuhan pembalap serba bisa Beng Soeswanto alias Koh Abeng," ungkap Erwin.

Perjalanan dari motocross, autocross, slalom, gokart, sprint rally dan speed rally, kemudian speed offroad, pembalap gaek Erwin Mancha pun beberapa kali ikut balap motor.

Saat itu, Erwin ikut balapan di sirkuit Ancol, Jakarta, tahun 1982. “Gara-garanya koh Abeng tuh,” buka Erwin kepada mobilinanews.

Sebagai pembalap motocross tim Kawasaki, suatu ketika Erwin cs diminta Beng Soeswanto (panggilan karibnya Abeng) datang ke sirkuit Ancol, Jakarta Utara.

Ya tujuannya buat bantu-bantuain aja, karena satu tim Kawasaki. Bedanya, Abeng cs main balap motor. Sedang Erwin bersama Sigit Koke dan Benny Whois (Bandung) adalah tim motocrossnya.

“Bingung juga, bantu-bantu ngapain? Wong jalurnya berbeda, satu balap motor, satunya motocross. Pokoknya, judulnya gue dikaryain ama koh Abeng. Suruh bantu ini itu, sebisanya deh hehe,” tutur Erwin.

Sampai akhirnya koh Abeng yang juga pembalap serbabisa itu nawarin Erwin, Koke dan Benny Whois.

“Lo kan pembalap motocross, pada berani gak naik motor balap di Ancol? Kita bilang, berani aja, tinggal gas ini. Akhirnya kami bertiga dikasih pinjam motornya, pakai Kawasaki Binter AR 125,” terangnya.

Ternyata, waktu yang dicetak Erwin paling kenceng di antara Koke dan Benny yang ketinggalan jauh banget di belakang saat tes. “Ngeri gue, takut nikungnya,” kata Koke seperti ditirukan Erwin.

 Akhirnya Erwin disuruh ikut menjajal balap motor di Ancol. Tentu, setelah mendapat les private dari sang legendaris Abeng yang merupakan pembalap andalan tim Kawasaki itu.

Namun Erwin kalah dari para pembalap motor yang sudah biasa berlomba di sirkuit pinggir laut itu. Terutama, dia ketinggalan saat start. “Wah, nggak bisa kalau begini. Ketinggalan lo,” kata Abeng kepada Erwin.

 “Di sini, ada hal menarik menurut gue, terkait cara start balap motor zaman dulu. Motornya harus didorong dulu saat pas start. Nah, di sini kelemahan gue menurut Abeng. Dengan motor didorong dulu sampai beberapa meter pembalapnya baru naik,” terang Erwin.   

Soal start ini, Erwin berdebat dengan Abeng. Karena dia memiliki gaya sendiri yang disebutnya ala koboi. Begitu motor didorong, Erwin langsung nyemplak di atas motor, ngegas poll sembari merunduk. Sedang pembalap lain masih ngedorong motornya.

“Yang penting balapan kan finish duluan dan menang. Untuk meyakinkan Abeng, gue bilang ke dia, dengan start gaya koboi ala gue, iris kuping gue kalau gue gak keluar paling dulu setelah tikungan pertama. Dan ternyata gue bisa membuktikan ucapan gue kepada Abeng hehe,” kenang Erwin.

Dengan start ala koboi gaya Erwin, dia bisa melakukan start lebih cepat dan melaju terdepan di sirkuit Ancol.  

Sayangnya, Erwin hanya dua kali ikut balap motor di sirkuit Ancol karna bukan dunianya.

Kemudian pada tahun 1983 Dia memilih vakum dari balap, karena kondisi motocross saat itu bagai hidup enggan mati tak mau.

“Daripada main motocross tarkam (antar kampung), mending saya berhenti dan beralih kedunia otomotif lain,” ujarnya.

Bagaimana cerita Erwin Mancha sekarang bisa menjadi salah satu penguasa jasa pelayanan perparkiran di Jabodetabek, tunggu artikel selanjutnya. (budsan)    

TERKINI
GIIAS 2024 Jadi Pameran Terbesar, Ada 11 Hall Untuk Show Kendaraan Hingga Aftermarket Hampir 250 Pengunjung PEVS 2024 Jajal Langsung Motor Listrik Honda     PEVS 2024 Jadi Episentrum Transformasi Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Sukses Gemilang! PEVS 2024 Jadi Tonggak Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia