Kejurnas Superdrift 2018 : Awalnya Tiga Juri Sempat Tidak Sepakat Alinka Sebagai Juara

Selasa, 08/05/2018 14:43 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Kemenangan Alinka Hardianti atas Adwitya Amandio pada  seri 1 Kejurnas Super Drift di Skadron 21 Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Minggu (6/5/2018) menjadi perbiincangan di mana-mana. Lalu, bagaimana sebenarnya penilaian tim juri yang terdiri dari Hadi Wibawa, Renaldy Arinton dan Wan Bro (Malaysia)?

 “Awalnya kami bertiga sempat tidak sepakat Alinka sebagai juara. Saya yang tidak sepakat dan meminta OMT (one more time). Tapi sebelum itu, kami bertiga memutuskan untuk melihat videonya lagi. Tujuannya untuk memastikan semua aspek yang terlihat dan terukur dengan benar oleh juri,” ujar Hadi Wibawa, salah satu juri kepada mobilanews.   

 Dan setelah direview ulang video di run 1 dan di run 2, terlihat di run 1 Amandio sebagai lead di zona 2 kelihatan melakukan sedikit koreksi dari stylenya (kemungkinan karena Amandio tidak melihat dengan jelas track pada saat itu) termasuk di run 2 Amandio touch cone.

 “Jika kita bandingkan dengan jarak yang dibuat oleh Amandio pada saat sebagai leader dan sebagai chaser, nilai pengurangan akibat koreksi dan touch cone lebih besar daripada jarak yang jauh pada saat Dio sebagai leader, atau jarak yang sangat dekat pada saat dia sebagai chaser,” ungkap Hadi.

 Hadi pun mereminder, bahwa sudah dijelaskan pada saat briefing peserta, jika touch cone atau menabrak cone hingga terlempar maka akan dikenakan penalti yang cukup besar. Alasannya jika cone tersebut adalah tembok maka kendaraan drifter yang menabrak cone tersebut akan rusak.

 Di sisi lain, lanjut Hadi, saat itu Alinka benar-benar perfect zero correction baik di run 1 dan run 2, baik dari line, angle dan style.

 “Setelah itu, kita 3 juri sepakat memilih Alinka sebagai juara. Dan hal ini pun di luar perkiraan kita juri. Pada saat itu kita mengambil kesimpulan Amandio tidak lihat treknya dengan jelas. Pada saat diskusi dengan Amandio setelah pembagian piala, dia mengatakan memang tidak lihat trek dengan jelas,” terang Hadi. Saat babak final tersebut, memang dilangsungkan setelah adzan maghrib.

 Mungkin kalau masih terang atau lampu penerangan trek cukup, ceritanya akan berbeda. Menurut Hadi, lucky for Alinka karena lampu mobilnya terang.

 Hadi pun sepakat bahwa hasil ini di luar perkiraan. Pada saat mulai kualifikasi tim juri sempat bercanda, hanya Tuhan dan alam yang bisa merubah juara hari ini. Itulah jawaban kenapa Alinka juara Superdrift seri 1 kemari.

 Pasalnya, kalau dari sisi skill maupun teknologi mobil yang digunakan Dio, terang Hadi, kita melihat dia di depan peserta yang lain.

 “Contoh pada saat Dio sebagai chaser di babak 8 besar di clipping point terakhir, mobil bisa berhenti lalu melaju lagi dalam kondisi tetap ngedrift. Ini teknik tinggi dari pembalap dan diikuti hi technology spec kendaraannya," pungkas Hadi.

Keren. (budsan)

TERKINI
Mau Perbaiki Eksterior Mobil yang Rusak Setelah Mudik? Simak Tawaran Diskon Menarik Suzuki selama Mei 2024 Pebalap Astra Honda Arbi Aditama Siap Taklukan Tantangan Kelas Dunia di GP Catalunya Honda dan Komitmennya Elektrifikasi 100 Persen di Tahun 2040 Mengenang Ayrton Senna, Ducati Luncurkan Edisi Spesial Monster Yang Hanya Diproduksi 341 Unit