Hengky Iriawan, Inspirasi Gokart Indonesia

Minggu, 08/07/2018 04:01 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Sejatinya, sirkuit bakal tempat kejuaraan gokart Royal Perak Kart Prix 1972 itu bukan di parkiran Stadion Ipoh, Malaysia.

Hanya saja, menjelang event berlangsung, lokasi utama tidak bisa dipakai karena untuk acara lain.

Hengky Iriawan yang sejak awal dipercaya untuk mendesain sirkuit, harus mencari lokasi pengganti.

 Setelah keliling kota di bagian utara Malaysia itu, Hengky merasa cocok dengan aspal, luas dan kontur lapangan parkir stadion Ipoh.

Akhirnya diputuskan balapan dilangsungkan pada 22 April 1972.

 Namun di balapan kali ini, Hengky yang sering mengikuti balapan di Malaysia dan Singapura dengan tujuan bisa membawa pegokart jiran tetangga ke Jakarta ini akhirnya berpulang (wafat).

Di lap 12 dengan kecepatan 75 km per jam, gokart Hengky slip menghantam pohon. Hengky tewas meninggalkan seorang istri  Peggy Manoch dan tiga anak : Stanley, Glenn dan Linda. Hengky meninggal di usia 27 tahun.

“Hengky pembalap besar yang berjasa untuk gokart Indonesia,” ujar H. Tinton Soeprapto, bos sirkuit Sentul International yang merupakan seangkatan almarhum.

Hengky, dalam hidupnya yang singkat, telah mengharumkan nama harum Indonesia lewat balap motor, balap mobil dan gokart.

Dimulai juara balap mobil di Pangkalan Jati Race 1966, lelaki kelahiran Palembang ini merambah Malaysia, Makau hingga Manila.

Di gokart, 13 kali juara pertama, dimulai menjadi juara Jaya Open Kart Race 1969. Berlanjut juara Kart Prix Malaysia 1970, Pesta Sukan Malaysia 1970, Pesta Pulau Pinang 1971, Hingga First Manila International 1971.

Sederetan penghargaan juga diterima pembalap yang berperawakan kecil ini. Termasuk sebagai olahragawan terbaik 1969 dan 1970 pilihan SIWO PWI dan olahragawan terbaik kedua Asia 1972 dari Dunlop.

Gelar juara balap mobil di Pangkalan Jati mengawali ketenaran Hengky di dunia balap. Pada 1968, ia melaju menjuarai GP Malaysia. Tahun 1969 dan 1970, dengan Ellfin 600 gelar kesatu kembali disabetnya. 

Hengky sering disebut pembalap ukuran saku oleh pembalap bule, itu karena posturnya terbilang mungil. 

Namun dia membuktikan dengan keberanian dan daya juang yang tinggi.

 Hengky juga peduli pada nasib dunia balap nasional.

Misalnya saat terjadi masa kosong balapan di Tanah Air, pada 1969 bersama JAJ Grashuis, Tjetjep Haryana, Benny Hidayat dan Beng Soeswanto berembug.

 Hasilnya, Pangkalan Jati Race 2 bisa digelar. Sejak itu dunia balap motor nasional kembali bergerak.

Setelah motor, baru Hengky melirik gokart. Tekadnya, ada sirkuit gokart permamen di Jakarta. Dan berkat kegigihannya, melobi Gubernur Ali Sadikin hingga Kapolri Jenderal Hoegeng sirkuit gokart di Ancol bisa terwujud. (budsan)

TERKINI
Kehadiran BYD Seagull dengan Harga Terjangkau Usik Ketenteraman Industri Otomotif AS AHM dan Wahana Makmur Sejati Konsisten Siapkan Pelajar Hadapi Dunia Kerja Jepang dan ASEAN Siapkan Strategi Bersama Hadapi Dominasi Tiongkok di Pasar Kendaraan Listrik, Ini Langkah yang Dilakukan Biar Tidak Kena Razia Polisi, Simak Helm Berstandar SNI yang Aman Dipakai Berkendara