Selasa, 16/10/2018 15:40 WIB
mobilinanews (Italia) - Keikutsertaan kali pertama Daffa AB pada Rok Cup International Final di sirkuit South Garda, Lonato, Italia, 10-13 Oktober 2018 membuatnya harus banyak belajar.
Pasalnya, persaingannya sangat keras dengan diikuti peserta terbanyak yakni 149 pegokart terbaik dari seluruh dunia.
Kenapa kelas Minirok terbanyak? Dari 5 kelas yang dilombakan yaitu Minirok, Junior, Senior, Master & Shifter, kelas Minirok (maksimal 12 tahun) dipilih peringkat 1 dan 2 yang lolos. Sedang kelas lain hanya juaranya.
Daffa yang sampai sirkuit South Garda pada 2 hari sebelum rangkaian Rok Cup Final dimulai, praktis hanya memperoleh kesempatan latihan sangat pendek. Padahal belum mengenal karakter sirkuit sama sekali.
Wuling Resmi Buka Pemesanan Cloud EV di PEVS 2024, Harga Pre-book Rp410 Juta
FIF Terima Fasilitas Pinjaman Berkelanjutan Senilai 60 Juta Dolar
GWM dan Spirit Global di Ajang Beijing International Automotive Exhibition
"Karakter sirkuit South Garda yang berbeda dengan sirkuit Sentul memerlukan waktu yang cukup untuk setting gokart dan karakter Daffa dalam mengemudikan gokartnya," ujar Irjen Pol (Purn) Anang Boediharjo, komandan P-Five Racing.
Kemudian, jumlah pembalap yang begitu banyak dan cara mengemudi umumnya agresif juga memerlukan keberanian untuk juga membawa gokartnya seperti mereka.
"Pada umumnya kalau Daffa sempat diovertake pembalap di belakangnya, maka 3 - 4 pembalap sekaligus bisa masuk hampir tidak berjarak sama sekali antar pembalap tersebut. Ini menggambarkan betapa ketatnya persaingan," terang Anang.
Kendala lain, dengan mekanik dari pabrikan sasis Intrepid Italia belum bisa komunikasi dengan baik meski dari segi bahasa tidak ada masalah karena Daffa bahasa Inggrisnya cukup bagus.
"Kenyataan lainnya, mesin gokart Daffa saat akan mengikuti Heat 1 dan Heat 2 kesulitan dihidupkan. Saat start di Heat 1 brebet dan Heat ke 2 bahkan sempat mogok sebelum rolling start dan tidak bisa dihidupkan lagi," lanjut Anang yang ayahanda Daffa.
Akibat dari 2 kesulitan yang dihadapi tersebut maka Daffa jadi tidak memungkinkan masuk deretan Final A maupun Final B.
Pada Heat 1, Daffa finish ke-27 karena sempat kena tabrak dan melintir. Heat 2 tidak dapat melanjutkan balap karena mesin mati. Heat 3 Finish ke-18 dan Heat 4 finish ke-19 dari total 29 pembalap di group 3.
"Tentu ini menjadi pengalaman dan pelajaran sangat berharga, untuk tahun depan jika mendapat kesempatan lagi ke South Garda. Apalagi Daffa masih akan di kelas Minirok dan diprediksi bakal merajai di level nasional maupun Asia. Semoga," pungkas Anang. (bs)
Keyword : Pengalaman berharga di Italia Daffa AB Rok Cup Final International 2018 Irjen Purn Anang Boedihardjo P-Five Racing