Andalkan Feeling dan Intuisi Saat Berkendara Adalah "Ajaran Sesat", Ini Penjelasannya

Selasa, 30/10/2018 16:01 WIB

mobilinanews (Bogor) - Mengandalkan feeling saat mengendarai sepeda motor di jalan raya mungkin sudah lumrah. Feeling yang dimaksud bukan dalam artian seorang pembalap memaksimalkan feelingnya dengan setingan motor dan ban di sirkuit, akan tetapi feeling disini dalam arti cara biker mengambil keputusan saat menyalip, hingga saat ingin berbelok.

Terkait hal ini, maka mengandalkan feeling ataupun intuisi saat riding di jalan raya yang ramai jelas adalah sebuah kesalahan. Doddy Setiadi YP, selaku instruktur dari Safety & Defensive Driving Consultant Indonesia (SDCI) menghimbau agar para pengendara jangan pernah mengutamakan feeling.

Pengendara yang baik adalah pengendara yang selalu menganalisa keadaan sekitar. Bahkan dianjurkan seorang pengendara mampu merawat dan menjaga kondisi motornya dalam keadaan layak jalan, atau paling tidak bisa berkendara lebih aman saat kondisi motornya tidak optimal seperti ban botak atau rem yang sudah tidak pakem.

"Kalau pakai feeling itu kemungkinannya 50:50 atau mungkin 100 persen salah dan berakibat celaka. Celaka untuk diri sendiri bisa juga celaka untuk orang lain. Misal saat mau nyalip bis atau truk, feeling kita bilang bisa nih ternyata kecepatan motor kurang dan tiba-tiba ada kendaraan lain dari arah berlawanan, kan bisa celaka," kata Doddy saat pemaparan materi safety riding dalam kegiatan Road Safety Riding Campaign 2018 yang digagas oleh MPM Group dan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT), Minggu (28/10) di MPM Rent Training Center, Ciawi, kabupaten Bogor.

"Karena itu kita harus menganalisa. Pandangan harus jauh ke depan, kita tahu kondisi motor dan kemampuan motor. Pada saat situasi aman (benar-benar aman) barulah kita ambil keputusan untuk menyalip. Begitupun saat akan berbelok, misal ingin berbelok tentunya kita harus melihat kondisi/situasi di sebelah kiri. Beda dengan balapan, titik remnya sudah pasti, kalau dijalanan kan ada orang nyebrang, kucing nyebrang makanya harus tetap analisa situasi sekitar," lanjutnya.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh puluhan komunitas motor dan jurnalis ini, Safety & Defensive Driving Consultant Indonesia (SDCI) juga memberikan materi mengenai teknik berkendara yang benar serta pemahaman soft skill berkendara yang meliputi perilaku berkendara yang selama ini salah tapi sering dilakukan.

MPM Group & Forum Wartawan Otomotif (Forwot) selaku penggagas event berharap para peserta Road Safety Riding Campaign 2018 bisa menularkan pengetahuan yang mereka dapat kepada orang-orang terdekat. (adr)

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag