Paul F Montolalu : Menanam Dulu Ada Waktunya Menuai

Selasa, 27/11/2018 19:40 WIB

mobilinanews (Jakarta) – CEO ABM Motorsport, Paul F Montolalu adalah mobil dan motorsport. Dua itu menjadi passion pengusaha berdarah Manado ini. Kemudian, dari hobi dan passion itu menggulirkan tim ABM Racing Team serta ABM Drift Team yang tahun ini makin makin berkibar.

Di balap mobil ISSOM 2018, 7  gelar juara umum dikunci para pembalap yang bermarkas di Gading Serpong,Tangerang tersebut. Pun untuk drifting yang baru tahun ini berkiprah, juga langsung menggebrak melalui Adwtya Amandio dan Valentino Ratulangi.  

Bersama san istri, Vivi Montolalu yang hobi banget nyetir mobil, dengan enjoy melambungkan ABM berkontribusi untuk motorsport Indonesia. Berikut petikan wawancara dengan Paul F. Montolalu di BSD City, baru-baru :

Selamat untuk ABM Motorsport yang telah meraup sukses, baik di ISSOM maupun drift.

Terima kasih.

 Apa faktor utama sukses tim ABM tahun ini?

Development dari mobil itu sendiri. Faktornya di atas 50 persen. Dan itu sudah kami lakukan sejak 2017. Juga manajemen tim, serta pemilihan member pembalap ABM.

Hasilnya, 7 gelar juara umum di ISSOM. Sedang di drift langsung menggebrak di tahun pertama melalui duet Amandio dan Valentino, menempati papan atas kelas Pro dan Rookie, baik di klub event Intersport maupun Kejurnas. 

Plan untuk musim depan?

Tahun depan, mau ekspans go international, sementara drift dulu. Rencana mensupport Amandio mengikuti Formula Drift full series di Jepang.  Sedang untuk balap mobil, mungkin ikut di Malaysia, tapi belum fik.

Banyak yang bilang , ABM sangat berani. Tanpa sponsor, menggulirkan tim dengan pembalap paling banyak.

Kami memang melakukan persiapan sejak tahun lalu untuk tahun ini. Termasuk dalam sponsor dari self founding. Kita anticipated, memang investasi tinggi. Hasilnya puas, sesuai ekspektasi.

Kita prinsipnya, tunjukkan dulu.  Manajemen bagus dan performance bagus. Ekspektasi sponsor yang akan lihat performance. Optimis sponsor akan appreciated itu.

Ada yang  bilang, meski mengikuti hampir seluruh kelas ISSOM, tapi justru tidak di ITCC yang dinilai kelas bergengsi.

Kita ada plan ke sana, ITCC. Wakilnya dari pembalap bagus di internal sekarang. Kita lagi ngukur, jadi “penyusup” diantara Toyota dan Honda hehe.

Prinsipnya, kalau ikut harus siap, memiliki peluang menang. Kita nggak akan turun kala sekadar ikutan.

Banyak pembalap, tapi ABM banyak menumpuk di satu kelas?

 Istilahnya, ABM mewadahi pembalap kelas neraka tapi juga yang sekadar hobi dan olahraga. Memang ada pembalap yang memiliki tugas khusus. Sepertinya akan tetap dipertahankan, dengan penajaman pembalap yang kelas neraka. 

Untuk skuad ABM tahun depan, apakah ada penambahan?

Kami akan pertahankan yang ada sekarang. Mungkin kalau ada pergeseran sedikit, sesuai kebutuhan saja. Termasuk di ABM Drift Team, mengingat Amandio akan mengikuti full series di Formula Drift Jepang.

Berapa besar yang ABM keluarkan untuk keperluan Formula Drift di Jepang?

Puji Tuhan, ada  beberapa perusahaan Jepang akan support Dio. Sudah kasih green light. Yang lokal ada juga. Diharapkan dengan adanya beberapa sponsor, bisa mensupport lebih maksimal.

 

Soal usulan kelas khusus pembalap senior (tua)?

Kelas pembalap tua, saya lagi jajakin. Buka satu kelas OMR, untuk pembalap senior, di atas 45 atau 50 tahun. So, pembalap senior punya gengsi sendiri. Pembalap yang satu generasi bisa pada turun. Mesti diusulin ke ibu Vivi dan bu Lola.

Soal Night Race lalu, ABM dianggap pendobraknya?

Night race satu hal yang bagus, dan luar biasa. Diusahakan mejadi agenda tiap tahun, yang ditunggu-tunggu. Sirkuit boleh sama kalau malam situasinya totally beda. Itu yang menarik dan menjadi tantangan bagi pembalap.

Dari penonton yang datang juga antusias. Mungkin tepat di bulan Agustus, pas ulang tahun RI dan sirkuit Sentul.

Seberapa mahal bikin ISSOM Night Race?

Kita sebenarnya punya idealisme memajukan  motorsport. Apresiasi  pihak lain itu bonus.

Pertama kali diadakan belum melihat sisi komersial, penting kan sisi pelaksanaan, dan Puji Tuhan lancar. Tahun mendatang harus memikirkan segi komersialnya. Costnya relatif lebih mahal. Itu ibu (Vivi Montolalu) yang tahu berapanya.

Soal kelasnya  kebanyakan, banyak sekali yang mau turun, buat pengalaman. Biar lebih rapi dan memiliki nilai tambah, akan diseleksi lagi yang layak masuk night race.

Anda begitu getol membentuk tim balap, rekrut pembalap dan kerjasama bikin event balap. Motivasi apa yang mendorong ?

Awalnya dari hobi (balap dan mobil), juga lihat di Indonesia banyak talenta yang bagus. Dengan apa yang kami bisa untuk fasilitasi event, lebih terasah lagi talenta,  bisa maju ke kancah internasional, lebih tinggi.

Dengan kapasitas yang ada, kami ingin berkontribusi. Apa yang kami lakukan bisa bermanfaat secara general di Indonesia. Dari segi komersial juga lagi pikirkan.  Sekaligus menjadi stimulir, supaya yang lain (tim lain) ikut, jangan ragu untuk memajukan motorsport di Indonesia.

Kami Step by step.  Pikirkan yang besar dengan langkah yang kecil dulu.  Kami yakin, menanam dulu, ada waktunya untuk menuai nanti. (hilary jeanitasini)

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag