Menperin: Industri Otomotif Jepang Siap Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia

Rabu, 05/06/2019 20:34 WIB

mobilinanews (Tokyo) – Dilansir dari rilis resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Pemerintah bertekad untuk mendorong percepatan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. 

Salah satu langkah strategisnya, Kemenperin berupaya mensosialisasikan mengenai kesiapan regulasinya yang akan segera diterbitkan kepada pelaku industri otomotif di Jepang.

Hal ini dipaparkan seusai Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian RI melakukan pertemuan dengan jajaran direksi Toyota Motor Corporation di Tokyo, pada Rabu (29/5) malam.

Salah satu poin penting lainnya dari hasil pertemuan ini, pihak Toyota memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang telah sukses menyelenggarakan Pemilihan Umum 2019 dan mampu menjaga iklim investasi yang kondusif. 

“Mereka juga menyampaikan komitmennya terhadap pengembangan industri otomotif di Indonesia,” tambah Airlangga.

Dengan kemampuan yang telah dimiliki Indonesia, menurut Menperin sejumlah produsen otomotif skala global sedang merencanakan persiapan untuk peluncuran kendaraan listrik di Indonesia dalam waktu dekat.

“Bahkan, dengan kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah, cukup mengkompensasi perbedaan harga antara kendaraan listrik dengan kendaraan internal combustion engine (ICE) yang ada sekarang,” imbuhnya.

Perbedaan harga itu diyakini mampu mendorong sebagian konsumen untuk beralih dari yang sebelumnya menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik. 

Sebab, akan ada keuntungan bagi pengguna kendaraan listrik, terutama efisiensi terhadap konsumsi bensin.

“Apalagi, ada hybrid car itu yang sampai hemat 50 persen. Selain itu, adanya kemudahan dari maintenance dari kendaraan-kendaraan berbasis elektrik,” ungkapnya.

Menperin juga mengunjungi pabrik baterai EVE di Hamamatsu. Dari kunjungan itu, Airlangga melihat, Indonesia punya potensi besar dalam penyediaan bahan bakunya. 

Sebab, Airlangga menyebut Indonesia akan memiliki pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit.

Potensi itu misalnya melalui investasi PT. QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, yang ditargetkan bakal beroperasi pada pertengahan tahun 2020. 

Total investasi yang ditanamkan sebesar USD700 juta dan akan menghasilkan devisa senilai USD800 juta per tahun.

“Proyek industri smelter berbasis teknologi hydrometallurgy tersebut akan memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua nikel kobalt yang dapat digunakan untuk kendaraan listrik,” paparnya.

Realisasi produksi kendaraan listrik di Indonesia semakin mendekati kenyataan. (anto)

TERKINI
GWM Indonesia dan Ideafest Selenggarakan Diskusi Inspiratif Bahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru Hyundai Staria Hybrid, MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan Daihatsu Kumpul Sahabat Disupport Daihatsu, Ajak Pelanggan Setia Berkumpul Dalam Semangat Kebahagian di Bekasi Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap