Mahasiswa ITS Wakili Indonesia di Kejuaraan Inovasi Otomotif Tingkat Dunia

Rabu, 03/07/2019 17:01 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Para mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang tergabung ITS Team 5 atau yang dikenal dengan nama tim Antasena mengikuti perlombaan Drivers World Championship di London tanggal 29 Juni-5 Juli 2019 mendatang.

Sebelumnya tim Antasena mengalahkan lebih dari 100 tim inovator berbakat yang berasal dari berbagai negara dalam Drivers World Championship Qualifier atau Shell Eco-marathon Asia 2019 di Sepang, Malaysia.

Dalam babak penyisihan, ITS Team 5 (Antasena) meraih capaian baru dalam kompetisi adu cepat kendaraan ultra-efisien serta penghargaan Off-track Hydrogen Newcomer Award. ITS Team 5 berhasil meraih capaian jarak tempuh sejauh 90 km/m3, jauh melampaui hasil yang diraih juara tahun lalu untuk kategori yang sama pada 46 km/m3.

ITS Team 5 menurunkan mobil Antasena FCH 1.0 dan berhasil membawa pulang peringkat runner-up kategori Urban Concept-Hydrogen di ajang bergengsi Shell Eco-Marathon Asia 2019 di Malaysia yang membawa mereka melaju ke grand final ajang Drivers World Championship Qualifier Regional Asia.

“Kami bangga bahwa kompetisi Shell Eco-marathon Asia yang sudah 10 tahun berjalan ini berhasil melahirkan inovator-inovator muda berbakat. Kami berharap kompetisi sejenis ini dapat membantu menciptakan talenta-talenta muda Indonesia yang mampu berinovasi dan menjadi agen perubahan yang lebih baik lagi untuk negeri tercinta," kata Darwin Silalahi, Presiden Direktur dan Country Chairman PT Shell Indonesia.

Menurutnya, prestasi Tim Antasena menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi tinggi dalam berkreasi merancang teknologi dan inovasi otomotif terbaik untuk mendobrak pardigma efisiensi dan transformasi energi.

Sementara itu, Ghalib Abyan, General Manager Tim ITS 5 mengatakan babak grand final Drivers World Championship akan lebih berat. "Kalau di arena Shell Eco-marathon Asia, peserta diminta untuk membuktikan mobil yang paling efisien di masing-masing kategori yang dilombakan. Sedangkan untuk menjadi pemenang di DWC, diperlukan kesinergisan antara teknologi, inovasi serta kerjasama yang baik antar anggota tim untuk menekan batasan efisiensi energi," kata Ghalib.

Untuk itu, keahlian dan strategi dalam menangani kendaraan dan mengatur efisiensi energi merupakan keharusan guna membantu tim menjadi yang pertama dalam mencapai garis finis.

“Kami optimis. Tujuan kami berkompetisi untuk menujukkan kualitas bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia. Sebelumnya tim Antasena ITS sudah berupaya sebaik mungkin di ajang Shell Eco-marathon Asia 2012 dan 2014, namun baru tahun 2019 ini kami berhasil. Kami belajar banyak untuk terus membangun kompetensi di bidang otomotif dan penggunaan alternatif sumber energi,” lanjut Ghalib.

Lebih lanjut, Ismunandar, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia menjelaskan kompetisi ini menjadi wadah unjuk gigi bagi mahasiswa Indonesia di ajang global. "Sudah waktunya kita memberikan perhatian yang besar untuk membangun mesin mobil dan kendaraan yang hemat energi,” ungkap Ismunandar. (adr)

TERKINI
GIIAS 2024 Jadi Pameran Terbesar, Ada 11 Hall Untuk Show Kendaraan Hingga Aftermarket Hampir 250 Pengunjung PEVS 2024 Jajal Langsung Motor Listrik Honda     Sukses Gemilang! PEVS 2024 Jadi Tonggak Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Halal Bihalal Nissan Terrano Club Sumatera Barat, Diselingi Mini Adventure Offroad