Kehadiran Esemka Pacu Industri Komponen Otomotif Dalam Negeri

Senin, 09/09/2019 10:17 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Republik Indonesia memproyeksi industri otomotif di Indonesia ke depannya terus ekspansif seiring dengan adanya peningkatan investasi. 

Apalagi menurutnya, bagi mereka yang menghasilkan produk di bawah Rp 200 juta, seperti PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) ini dinilai punya peluang bisnis yang prospektif.

“Dengan harga tersebut, menjadi sarana migrasi bagi para pemilik motor yang ingin memiliki mobil pertama kali, Apalagi, PT SMK ini kan menghasilkan jenis pikap, yang dapat menunjang produktivitas,” jelas Airlangga. 

“Nah, seperti jenis komersial ini, dilihat juga yang penting itu kapasitas muatan isinya. Artinya, semakin bisa menampung banyak muatannya, potensi lakunya tinggi,” paparnya.

Menperin menyampaikan, pemerintah memberikan dukungan penuh dalam upaya pengembangan industri otomotif di Tanah Air. 

Sebab, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan agar mampu berdaya saing global berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Kami juga dorong peran dari industri komponennya, sehingga terbentuk rantai pasok terintegrasi,” jelasnya. 

Dalam proses produksinya, PT SMK berkomitmen untuk mengoptimalkan penggunaan komponen lokal. 

Ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) bersama Perkumpulan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) pada Agustus 2019 lalu di Jakarta.

Airlangga mengemukakan, banyak industri komponen kendaraan di dalam negeri telah menjadi bagian dari pemasok rantai nilai global. 

Secara nasional, saat ini terdapat 1.500 perusahaan komponen otomotif di Indonesia yang terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kekuatan industri otomotif di Indonesia juga terlihat dari capaian ekspor produk otomotif dan komponennya yang terus menunjukkan peningkatan. 

Pada tahun 2018, ekspor CBU sebanyak 265 ribu unit, kemudian CKD sekitar 82 ribu set, serta komponen lebih dari 86,6 juta pieces.

“Nilai ekspor komponen kita sudah menembus hingga USD2,1 miliar. Artinya, struktur dari sektor ini sudah cukup dalam,” tambah Airlangga. 

Contohnya, ekspor untuk ban kendaraan sekitar USD 1,2 miliar. Selain itu, untuk sasis, kaca, dan kursinya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. 

“Jadi, industri baja dan plastik kita sudah mampu kompetitif,” sebutnya. (anto) 
 

TERKINI
Honda Resmikan Layanan Bodi dan Cat Baru di Mitra Lenteng Agung Depok Jawa Barat, Perluas Layanan Purnajual Hampir 100 Peserta Mengikuti Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang, Ini Daftar Pemenangnya Mendukung Pelari Perempuan Berprestasi, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta Begini Cara "Kartini Zaman Now" Belajar Mengendarai Motor yang Aman Bersama Honda