Selasa, 10/09/2019 20:06 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Dua pekan terakhir, kita dihebohkan lewat insiden kecelakaan maut yang penyebabnya adalah kelalaian supir truk. Sebut saja seperti kecelakaan di Tol Cipularang, hingga kecelakaan beruntun di Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (7/9) kemarin.
Ada banyak faktor sebenarnya, selain faktor kelalaian pengemudi truk, faktor kondisi truk yang mungkin tidak dirawat juga bisa menjadi penyebab.
Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) menjelaskan bahwa langkah tepat saat mengemudi memang lebih baik untuk tidak dekat-dekat dengan truk.
Menurut Sony ada tiga hal yang membuat kita harus menjaga jarak dari truk. "Pertama perawatan kendaraan truk itu pada umumnya dilakukan asal-asalan bahkan tidak dirawat utamanya di sisi rem," jelas Sony.
GWM Indonesia dan Ideafest Selenggarakan Diskusi Inspiratif Bahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru
Hyundai Staria Hybrid, MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan
Daihatsu Kumpul Sahabat Yang Disupport GT Radial, Ajak Pelanggan Setia Berbagi Kebahagiaan di Harapan Indah Bekasi
Benar saja, kebanyakan kasus kecelakaan truk selalu disebabkan rem yang blong. Lebih lanjut Sony menambahkan muatan yang overload juga menjadi penyebab truk tersebut sulit untuk direm.
"Bobot yang over dan melebihi kapasitas muatan membuat truk sulit berhenti," lanjutnya.
Faktor lain yang juga disoroti Sony adalah banyaknya pengemudi truk yang tidak menguasai soft skill berkendara. Padahal dengan ukuran truk dan beban yang dibawa seharusnya supir yang ditunjuk adalah mereka yang sudah berpengalaman sudah memenuhi kriteria kelayakan.
"Pengemudi truk itu 99% tidak menguasai soft skill dalam berkendara di jalanan. Karena itu, kalau kita ada di depan truk, sering-sering lah liat kaca spion. Pantau terus, kalau truck terlihat di spion mendekat, segera menjauh atau kasih lewat. Andai di depan ada handycap dan harus ngerem sampai berhenti. Pastikan kendaraan kita tidak di depan truk," bebernya. (adr)