F1 Singapura 2019 : Leclerc Marah Dikalahkan Strategi, Ini Jawaban Bos Ferrari

Senin, 23/09/2019 17:27 WIB

mibilinanews (Singapura) - Kekecewaan dan kemarahan Charles Leclerc di GP Singapura jadi topik hangat. Apa sebenarnya yang terjadi di balik balapan?

Start dari pole position dan memimpin balapan sepanjang 20 laps, Leclerc jelas dalam proses memenangi balapan.

Tapi, satu lap kemudian, potensi itu beralih ke rekan setimnya di Ferrari, Sebastian Vettel, melalui strategi tim yang tak lazim. Yang membuat Vettel jadi pemenang dan bikin marah Leclerc usai balapan.

Normalnya, tim akan mendahulukan mobil yang di depan untuk lakukan pitstop awal dan mendapatkan keuntungan dari.ban segar.

Tapi, manusia di luar kokpit Ferrari mengubah strategi.  Vettel masuk pit pada lap 20, kemudian Leclerc masuk pada lap 21.

Saat masuk lagi ke lintasan, ternyata mobil Leclerc berada persis di belakang Vettel. Spontan Leclrec protes lewat radio, dan baru mulai tenang saat diberi harapan akan  berganti posisi lagi nantinya. Dan, semua tahu, ternyata Vettel tetap terdepan dan juara.

Untuk menjaga harmoni tim dan menjawab kritikan banyak pihak, bos Ferrari Mattia Binotto pun angkat bicara.

Ia panjang lebar menjelaskan mengapa Vettel masuk lebih awal. Tak lain untuk melindungi Ferrari dari sergapan Max Verstappen (Red Bull) dan Valtteri Bottas (Mercedes) yang tampak akan lakukan pitstop lebih awal.

"Kami tahu persis itu. Tak perlu ada diskusi untuk hal ini," tegasnya.

Binoto akui tak memanggil Leclerc duluan masuk pit karena khawatir ia berada di belakang mobil yang lebih lambat. Itu riskan mengingat usia dan pengalamannya yang masih minim di F1. 

"Saat keduanya masuk pitstop dalam interval 1 lap, kami perhitungkan Charles akan berada di depan Sebastian begitu balik ke lintasan," imbuhnya.

Perkiraan itu ternyata meleset. Dengan pengalaman sebagai juara dunia 4 kali, Vettel mampu memaksimalkan kinerja ban segarnya pada trek yang clear. Ia dapat marjin waktu 3,9 detik dalam hanya satu putaran.

"Itu yang kami tak duga, Seb bisa dapatkan 3,9 detik," lanjut Binoto. 

Team Principal Ferrari itu juga akui sempat mendiskusikan kemungkinan berganti posisi. Namun, sebagai pimpinan tertinggi di paddock ia putuskan tidak demi kepentingan tim.

"Ibarat sebuah gambar, ini harus dilihat secara utuh. Jangan sepotong-sepotong," katanya.

Leclerc pun akui bisa menerima penjelasan bosnya. Setidaknya jauh lebih rileks ketimbang saat masih berada di kokpit SF90.

"Kadang hal begini memang harus terjadi, bagian dari kehidupan. Toh akhirnya tim finish 1-2. Saya berharap bisa bangkit kembali di Rusia (seri F1 berikutnya)," katanya.

Ini berarti sudah 3 kali Leclerc gagal memaksimalkan kesempatan jadi juara hanya karena persoalan yang di luar kendalinya. Yang dua akibat persoalan teknis dan yang barusan karena 'kecerobohan' tim. (rnp)

 

 

 

 

 

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag