Minggu, 13/10/2019 08:20 WIB
mobilinanews (Sentul) - Tentu masih ingat dong insiden Fitriansyah Kete memberi kode tangan kepada Renaldi Pradana pada race 1 kelas Expert putaran 3 Kejurnas balap motor Oneprix di Sentul International Karting Circuit pada Minggu, 8 September lalu?
Saat itu, Kete (ART Jogja) berada di urutan pertama sedang Rere --sapaan akrab Renaldi -- di urutan kedua dengan posisi menempel ketat.
Sejurus kemudian, Kete melakukan manuver dengan memberi kode agar Rere memelankan laju motornya melalui gerakan tangan kanannya.
Namun Rere yang memperkuat tim Yamaha Adhitama Berau (Kaltim) tak bergeming dan justru semakin ngegas pacuannya.
FIF Terima Fasilitas Pinjaman Berkelanjutan Senilai 60 Juta Dolar
GWM dan Spirit Global di Ajang Beijing International Automotive Exhibition
PT BYD Motor Indonesia Tanda Tangani Kerja Sama Pembelian Lahan dengan PT Suryacipta Swadaya untuk Pengembangan Industri EV BYD
Dan, di 2 tikungan jelang finish, Rere melakukan overtake sangat berani dan penuh resiko untuk menjadi pembalap pertama menembus garis finish sedang Kete harus puas di urutan kedua.
Soal manuver yang dilakukan Kete itu menurut Wawan Hermawan mantan pembalap Astra Motor Honda Racing sebagai hal yang semestinya tidak perlu dilakukan meski bukan sebuah pelanggaran.
"Itu soal etika saja. Pasalnya, manuver dengan kode tangan itu jika ditujukan pembalap yang bukan dari tim yang sama, bisa diterjemahkan lain. Bisa dianggap sebagai provokasi atau untuk mengganggu konsentrasi," ungkap Wawan kepada mobilinanews.
"Kasusnya jadi lain jika misalnya Kete menendang atau mendorong/menyikut Rere pake tangan dengan sengaja, itu baru sebuah pelanggaran dan ada sanksi dari steward/juri, sesuai dalam buku regulasi," lanjut pria yang kini memiliki sekolah balap WH19 ini.
Toh, dalam perspektif yang lain, sebenarnya manuver pembalap kelahiran Samarinda, 32 tahun tersebut jadi bagian entertaint yang menghibur.
Kete, skuat ART Jogja ketika ditemui di Sentul pada Kamis (10/10/2019) menyebut kode tangan itu untuk mengingatkan Rere jangan terlalu gas pol karena ban sudah menipis. (bs)