Totalitas Toyota Agar Mobil Hybrid Menjangkau Konsumen Menengah

Selasa, 15/10/2019 15:30 WIB

mobilinanews (Bali) - Kendaraan teknologi Hybrid memang tergolong mahal, sehingga konsumen mobil hybrid juga terfokus pada kalangan atas. Namun saat ini, kesadaran konsumen untuk memiliki kendaraan ramah lingkungan juga cukup besar, namun masalahnya harga yang tinggi membuat konsumen kelas menengah masih berpikir berkali-kali untuk membeli mobil hybrid.

Fakta dan kondisi ini sebenarnya sudah dibaca oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai agen pemegang merek (APM) kendaraan Toyota di Indonesia. Karena itu, sejak setahun terakhir PT TAM sudah melakukan beragam upaya agar kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV) Toyota bisa menjangkau konsumen menengah, salah satunya dengan merilis model Hybrid di harga Rp 500 jutaan seperti Corolla Altis Hybrid.

"Ya memang pada saat awal-awal kita menjual Hybrid harganya memang masih tinggi mendekati Rp 1 milyar lah kira-kira. Tapi belakangan ini, khususnya tahun ini kita mulau masuk di level menengah di harga Rp 500 jutaan dan itu memang membantu konsumen kelas menengah untuk mendapatkan mobil ini," kata Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) di Bali, Jumat (11/10) kemarin.

"Diluar dari produknya tentu banyak program juga yang mempermudah, apakah itu program leasing dan lain-lain. Tujuannnya mempermudah konsumen untuk memiliki kendaraan Hybrid Toyota," lanjut Anton.

Tak cukup sampai disitu, kedepannya Toyota akan mengambil langkah lebih serius agar line up Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug in Hybrid (PHEV) benar-benar menyasar konsumen menengah yang memang menjadi market gemuk.

Demi menekan harga agar masuk di level menengah tentunya lokal produksi menjadi jalan keluar. Hal ini pun sudah dalam tahap perencanaan.

"Kedepannya gimana, sesuai dengan arahan pemerintah kan pengennya elektrifikasi ditambah lagi. Mau nggak mau kita akan bicara dengan principal, kita lagi propose kalau bisa Hybrid masuk ke segmen yang dibawah 500 juta dan caranya untuk menjangkau angka itu mau nggak mau akan mengarah ke diskusi soal lokal produksi," ungkap Anton.

Andai nantinya model-model Hybrid sudah diproduksi lokal, tak hanya harga yang semakin tapi juga membuka peluang untuk diekspor.

"Nah disnilah sinergi antara kita, industri otomotif dengan pemerintah, dan pemerintah pun terus mensuport supaya ini bisa local production dan bisa diekspor. Apalagi ada wacana perubaan tax juga. Mudah-mudahan pemerintah bisa konsisten bisa mensuport ini," tutup Anton. (adr)

TERKINI
Sukses Gemilang! PEVS 2024 Jadi Tonggak Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Halal Bihalal Nissan Terrano Club Sumatera Barat, Diselingi Mini Adventure Offroad Bajaj Menggebrak Pasar dengan Peluncuran Pulsar NS400, Jadi Produk dengan Ukuran Terbesar Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya