H Jimmy Syamsudin : Ingin Muara Bungo Jadi Sentra Otomotif Sumatera

Minggu, 22/03/2020 01:50 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Tak hanya membangun sirkuit permanen Swarnadwipa Nusantara di Muara Bungo, Jambi, untuk event sprint rally dan speed offroad, tetapi  ternyata juga telah membangun sirkuit balap motor, drag bike, drag race, motocross serta adventure offroad.

H. Jimmy Syamsudin, ya nama sosok pengusaha muda itu, juga baru selesai membangun lintasan reli sepanjang 30 km, di areal bakal perumahan miliknya. Dan, 30 km lagi dibangun di lokasi dekat pertambangan (batubara).

Pengoleksi mobil classic langka, bersejarah & bernilai tinggi

“Saya tengah menyiapkan pembangunan sirkuit untuk slalom dan drifting. Insyaallah, tahun depan jadi,” ujar H. Jimmy Syamsudin kepada mobilinanews di kantornya yang asri, Jl Veteran, Bintaro, Selasa (10/3/2020) lalu.

Tahun lalu, melalui sirkuit Swarnadwipa Nusantara mengejutkan publik motorsport Indonesia karena menjadi venue untuk kejurnas sprint rally dan speed offroad yang dilangsungkan barengan diikuti ratusan peserta terbaik dari seluruh Tanah Air.

Yang spektakuler, trek permanen sepanjang 7,4 km di atas lahan seluas 1200 hektar milik H. Jimmy Syamsudin ini dipuji sebagai sirkuit offroad terbaik dan terpanjang di Indonesia.

Bagaimana ceritanya H Jimmy Syamsudin yang dikenal sebagai pengoleksi mobil classic berkualitas tinggi dan bersejarah itu getol membangun sirkuit untuk ajang balap?  

Sirkuit offroad terpanjang 7,4 km

Begini penuturan H Jimmy Syamsudin, pengusaha batubara, properti, mall, pemilik 20-an mobil klasik dan mantan Sekjen PPMKI ini :

“(Muara) Bungo ini tak punya tempat pariwisata, tak punya kelebihan dibanding kabupaten lain. Kita mau orang pada datang ke Bungo, tapi bagaimana dan apa daya tariknya? Atas masukan teman-teman, akhirnya saya buat sirkuit Swarnadwipa Nusantara itu."

“Terus terang, saya ingin menjadikan Bungo sebagai sentra otomotif di Sumatera. Secara geografis, Bungo berada di tengah-tengah Sumatera, dari Padang, Bengkulu, Jambi Kota, Riau hingga Palembang.”

 “Akses ke Bungo juga gampang ditempuh. Bisa pakai jalur darat, dengan jalan tol sekarang sudah sampai Palembang dan tahun depan sampai Jambi.”

Jadi sirkuit favorit speed offroader

 “Sekarang udah ada bandara loh di Bungo, yang langsung penerbangannya dari Cengkareng ke Bungo. Dua kali (penerbangan) setiap hari, dengan pesawat NAM-R dan Ekspres, pakai pesawat gede, Boeing. Dan, hanya 10 menit ke sirkuit Swarnadwipa.”   

 “Kalau dari sisi komersial, bikin sirkuit ya gak bakal untung. Balik modal aja nggak mungkin. Tapi Ini untuk ramaikan daerah, kebetulan saya lagi bangun properti, itung-itung promosi untuk properti. Sama kan dulu dengan BSD dan Bintaro Jaya.”

“Jadi, kenapa saya tertarik membangun sirkuit speed offroad, sprint rally, reli, balap motor, drag bike, dan kemudian segera sirkuit untuk slalom dan drifting, selain masukan teman-teman tadi, juga karena saya memang hobi.”

Mobil hatchback pun lincah bermanuver 

“Kebetulan saya hobi, lahannya ada, alat (berat) punya sendiri serta pembalapnya juga teman-teman sendiri, maka jadilah itu sirkuit Swarnadwipa Nusantara. Kalau saya hobi, tapi gak punya lahan dan gak punya teman ya gak jadi.”

“Ketua KONI Pusat Pak Letjen Marciano Norman, Pak Nanan Soekarna (mantan Wakapolri), Presdir TRD Indonesia Toshio Obara, Pak Gubernur Jambi (kebetulan paman dari H Jimmy Syamsudin), semua sudah ke sirkuit Swarnadwipa.”

“Saya lagi mau undang Pak Tommy (Soeharto), karena dulu reli kan dia yang gedein. Mungkin kalau beliau berkenan nanti ada reli kelas Veteran,  relinya pakai mobil classic.”

“Sirkuit Swarnadwipa Bungo juga memiliki fasilitas komplit. Ada paddock permanen, terus sekarang lagi bikin lagi yang berlantai 2, di atas ada  kamarnya. Ada mess 20 kamar. Ada tribun penonton permanen lengkap dengan toilet dan kamar mandi.”

Kota Muara Bungo gegap gempita kehadiran pereli Rifat Sungkar

"Wah, saya gak tertarik jadi Gubernur atau Bupati. Kalau ada kepentingan politik, saya bawa teman-teman ke Bungo, pasti malah pada gak mau datang. Gubernur Jambi sekarang paman sendiri, Bupati di Jambi teman semua.”

“Kalau boleh jujur, saya mau membangun kampung halaman. Mau membesarkan Jambi. Meski saya lahir di Jakarta, orang tua saya dari Jambi. Kalau lihat silsilah, gado-gado ada keturunan Mangku Negaran, Raja Siliwangi, Kerajaan Pagar Ruyung. Tapi gak usahlah disebutkan.”

“Mungkin banyak yang bertanya, kenapa saya beri nama sirkuit Swarnadwipa Nusantara. Swarnadwipa itu artinya Pulau Emas atau tanah bersinar. Dan, di sirkuit Swarnadwipa itu ada kandungan emasnya. Serius nih. Tapi kan gak bisa (digali untuk kepentingan komersial), gak bisa amdalnya. Tapi yang ilegal, yang rumahan ada banyak.”

Ingin membangun kampung halaman

“Kalau cerita persisnya, sih 2 tahun lalu pas turing mobil klasik ke Sumatera. Waktu datang ke Muara Bungo, Sekjen PPMKI saat itu bilang, kenapa nggak dibikin sirkuit saja. Dan saat itu pula, saya dikenalin Memen (Harianto) yang sekarang jadi pengelola sirkuit Swarnadwipa.”

“Alasan pendorong lainnya saya bikin sirkuit, karena saya melihat orang Sumatera juga banyak yang suka offroad dan reli. Jadi saya pikir bukan arenanya orang Jawa saja.”

“Selain menyiapkan sirkuit slalom dan drifting di trek aspal, saya juga akan membangun mall di areal itu. Jadi lengkap. Habis itu, bikin sekolah reli, latihan balap, termasuk menyiapkan persewaan mobilnya.”

Anjasara dan Hongky Regina rasakan Podium 1 di Muara Bungo

“Sekalian kerjasama dengan Polda, untuk ujian bikin SIM (Surat Izin Mengemudi) di sirkuit saya. Sekarang sudah dikenalkan Muara Bungo sebagai kota otomotif. Ada pelangnya kalau Anda masuk Bungo. Satu-atunya di Indonesia. Padahal Bungo hanya sebuah kabupaten kecil.”

“Soal saya akhirnya akan ikut balap speed offroad, karena didorong oleh Memen dan temen-temennya Ijeck (Wagub Sumatera Utara, yang seorang offroader dan pereli). Masak punya sirkuit gak ikut balap.”

“Akhirnya mobil sudah disiapin, navigatornya nanti bang Rim Rim. Saya pikir perlu juga ya, sekaligus ngeracunin orang-orang Bungo biar pada ikutan juga. Padahal, saya baru pertama ngapalin tikungan. Satu putaran, tidak ngebut, hanya muterin aja. Nanti kalau mendekati event, saya akan latihan selama 3 hari.”

Mobil reli Subaru pun seperti menari di Swarnadwipa Nusantara

“Untuk ikut turun sebagai peserta speed offroad, saya biasa aja. Gak deg-degan, apalagi takut. Reli mobil kuno (classic) lebih seru lagi di Pantura. Bayangkan, tak ada seat belt, roll bar, nggak pakai helm, rem kadang ada kadang nggak. Kenceng bisa 120 km/per jam. Mana setir kiri lagi. Lebih serem kan.”

Memen Harianto dinilai H Jimmy sebagai sosok ulet dan rapi

“Ini karena keadaan ekonomi, speed offroad dan reli lagi lesu. Cari sponsor tidak gampang. Maka kita ramein lagi. Kami undang Ijeck, Rifat Sungkar, Bupati Pagar Alam, Walikota Cimahi yang pada gila reli. Diiharapkan, peserta dari Sumatera makin banyak. Dan kami senangnya, dari IMI Jambi, IMI Pusat, KONI dan Pemda Bungo semua dukung penuh.” (budi santen)

 

 

 

TERKINI
Suzuki Swift 2024, Kombinasi Sempurna Gaya, Kenyamanan, Performa, dengan Harga Terjangkau OLXMobbi Jadi One Stop Solution Dalam Bisnis Mobil Bekas! Nissan Hadirkan Service Festival Livina, Mulai Paket Ganti Oli dan Filter Prestige Motorcars Resmi Menjadi Dealer 3S BAIC di PIK 2, Hadirkan SUV Baru untuk Pasar Indonesia