Jum'at, 18/09/2015 20:45 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Dalam dunia balap motor, regulasi penggunaan motor karburator masih menjadi polemik. Hal ini dinilai para Agen Pemegang Merek (APM), karena saat ini teknologi motor sudah umum menggunakan injeksi. Jadi adu performa motor karburator versus injeksi dalam ajang balap dinilai sudah usang.
Terkait polemik ini, masukan positif APM kepada IMI sebagai pemegang regulasi idealnya dapat segera memberikan solusi.
"Kebetulan baru-baru ini divisi balap IMI mengulas tentang regulasi motor injeksi dan karburator dalam ajang balap. Ada kemungkinan motor karburator akan dimatikan. Pilihan lainnya, motor karburator bisa berkompetisi, dengan catatan diberikan pemberat tambahan hingga 3 kg. Hal ini dilakukan agar privateer dapat tetap memiliki wadah untuk berkompetisi," ungkap Raymond Gunawan, Divisi Balap IMI kepada mobilinanews.
Solusi sementara yang belum dijadikan keputusan PP IMI, dirasakan belum menjadi sebuah jawaban dari esensi motor injeksi sesungguhnya.
Setiawan Surya Gantikan Posisi Davy J Tuilan di Suzuki
Beli Suzuki Ertiga di Bulan November Pilih Hadiah Liburan atau GoPro 5
Suzuki Sumbang APV Peruntukan Ambulance Puskesmas Keliling
"Intinya, yang mesti jadi dasar pemikiran bukan semata membuat regulasi pengimbang bagi motor karburator dengan hanya memberikan bandul pemberat tambahan. Isu utamanya justru teknologi karburator tidak ramah lingkungan, dan injeksi menjadi teknologi global yang diusung karena mendukung green enviroment," ujar salah satu petinggi APM asal Jepang yang rutin menyelenggarakan kompetisi road race.
Jika saja niatan IMI semata karena ingin memberikan kesempatan pengguna motor karburator untuk berlaga, tentu tidak akan ada habisnya. Dan semanga untuk tetap mencapai semangat pelestarian alam tidak akan pernah tercapai.
Jadi tetap akan memakai karburator atau pakai mesin injeksi?