Siapa Di Balik Uang Mahar Caketum IMI Menjadi 500 Juta?

Selasa, 29/09/2015 09:16 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Saat tim Penjaringan Caketum PP IMI yang diketuai Bily Marbun mengumumkan setiap kandidat mesti setor “uang mahar” minimal Rp 100 juta, penolakan keras terjadi.

Namun, bukannya mereda atau klausul itu dihilangkan, justru pada pertemuan lanjutan tim Penjaringan merespon masukan Ketum Nanan Sukarna, uang jago itu malah naik menjadi Rp 500 juta.

“Pak Nanan menyarankan kandidat setor Rp 1 miliar. Tapi kemudian, kami yang terdiri-dari 5 orang anggota memilih jalan tengah, Rp 500 juta. Itu pun nanti buat calon yang jadi ketum PP IMI. Ini untuk menunjukkan keseriusan calon dimaksud,” ujar Bily.

Ketentuan awal di mana kandidat ketika mendaftar sebagai caketum yang akan dibuka 1-30 November 2015 yakni setor Rp 100 juta juga tetap berlaku. Jika nanti kandidat dimaksud tidak jadi ketum IMI, uang tersebut juga tidak perlu dikembalikan.

Usulan Nanan lainnya yakni agar kandidat caketum cukup direkomendasikan 2-3 Pengprov IMI, tidak direspon tim Penjaringan. Tapi tetap memakai minimal 8 pengprov IMI.

Sungguh regulasi yang agak janggal dan dianggap IMI terlalu komersial.

Lalu, siapa otak di balik itu semua? “Ya ini pasti grand skenario, di mana klausul ini dipaksakan hanya untuk meloloskan calon tertentu.Ya masak untuk menjadi caketum IMI dipersulit begitu rupa?,” ujar tokoh otomotif yang enggan disebut namanya.

Penggiringan yang dilakukan tim Penjaringan ini dinilai telah mengebiri azas demokrasi dalam pemilihan ketua umum PP IMI mendatang.

Lalu apa tindakan selanjutnya? “Ya harus dibatalkan. Tidak ada alasan satu pun yang mendukung menyangkut uang mahar itu dibenarkan. Wong Pak Nanan saja mengancam siapa yang money politic akan dilaporkan polisi, kok ini tim Penjaringan malah ngajarin soal “uang mahar”,” lanjutnya.

Lalu tokoh senior ini menunjuk salah satu nama oknum pengurus PP IMI di luar bidang olahraga sebagai biang kerok lolosnya klausul soal uang mahar yang tidak jelas buat apa dan siapa.

“Sebetulnya, kalau boleh jujur, oknum ini yang menghancurkan nama IMI sehingga menjadi periode terburuk selama IMI berdiri. Tapi ya terserah saja, IMI mau dibenarin atau dibiarkan makin terpuruk. Di Munas IMI, 12 Desember nanti sebenarnya keadaan itu masih bisa diubah, tergantung teman-teman Pengprov IMI se-Indonesia,” tegasnya.

Wow !

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag