Sabtu, 07/11/2020 20:41 WIB
mobilinanews (Spanyol) - Pembalap muda Honda, Alex Marquez, ternyata galak juga menyerang lawan. Ia terang-terangan menuduh Yamaha curang dalam penggunaan mesin di dua seri awal. Dan, ia juga tuduh semua rider Yamaha tahu kecurangan itu.
FIM telah mengurangi poin Yamaha di kejuaraan konstruktor sebanyak 50, sesuai dengan poin raihan Fabio Quartararo (Petronas Yamaha) di GP Spanyol dan Andalusia.
Pasalnya, saat itu Yamaha membuka segel mesin M1-nya dan mengganti katup yang tak sesuai dengan homologasi. Poin di kejuaraan tim juga dikurangi sebanyak 37.
Quartararo dan 2 joki M1 lainnya, Franco Morbidelli dan Maverick Vinales, mengaku tak mengetahui kalau mesin mereka ilegal.
Hampir 100 Peserta Mengikuti Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang, Ini Daftar Pemenangnya
IMI Pusat Menyurati Ketua IMI Nusa Tenggara Barat Terkait Pembatalan MXGP 2024 di Sumbawa dan Lombok, Ini Alasannya
Mendukung Pelari Perempuan Berprestasi, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta
Sanggahan ini yang rupanya bikin Alex Marquez tambah kesal. Adinda Marc Marquez itu bilang sama sekali tak percaya. Ia bahkan bilang pembalap Yamaha lainnya, dalam hal ini tentu Valentino Rossi, juga pasti tahu hal itu.
"Yang jelas pada akhirnya bahwa mereka telah berbuat curang atau setidaknya tidak sesuai peraturan," komentarnya.
Soal klaim pembalap tak tahu soal mesin ilegal, menurutnya tak masuk akal.
"Sepanjang waktu pabrik sangat terbuka dan Anda tahu mesin apa yang Anda pakai. Anda tahu segalanya soal up date mesin. Sebagai pengendara, Anda selalu memperhatikan mereka memasang mesin atau menyimpannya," ujar Alex Marquez.
Marquez tidak memasalahkan poin kejuaraan dunia pembalap yang tidak dikurangi FIM. Mungkin karena ia tak terlibat dalam perebebutan gelar.
Beda dengan joki senior Ducati, Andrea Dovizioso, yang masih punya peluang merebut gelar 2020 meski berada di urutan 5 klasemen sementara. Andai poin pembalap Yamaha juga berkurang maka Joan Mir (Suzuki) dan dirinya sangat diuntungkan.
"Saya tidak mengerti bentuk hukuman yang dijatuhkan buat Yamaha. Sama, saya juga bingung, mengapa pabrikan lain tidak memprotes bentuk hukuman itu. Saya tidak mengerti strategi yang dimainkan para pabrikan yang tampaknya setuju untuk tidak menentang keputusan itu," sindir Dovi.
Dari kubu pabrikan, hanya Manajer Tim Suzuki Davide Brivio yang mengomentarsi kasus mesin ilegal Yamaha. Fokusnya bukan poin pembalap seperti yang mungkin diharapkan Dovi. Ia hanya berkomentar `lunak`.
"Jika Yamaha meraih gelar tahun ini maka kasus itu akan selamanya jadi bayangan," katanya penuh arti. (rnp)