Selasa, 01/12/2020 15:37 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Pasca insiden terbakarnya mobil pembalap Formula 1 dari tim Haas, Romain Grosjean, pada Grand Prix Bahrain 2020 hari Minggu kemarin, semakin menegaskan motorsport is dangerous.
Namun, FIA sebagai badan regulator tertinggi dunia yang mengatur tentang motorsport sudah menetapkan standar tinggi untuk komponen yang digunakan setiap pembalap.
Melihat bahaya tersebut, semua pembalap harus menggunakan peranti balap yang sesuai dengan prosedur dan sertifikasi dari FIA.
"Dari situ baru kita lihat, kenapa dalam setiap olahraga motorsport harus diutamakan safety first, karena motorsport can be dangerous," ungkap Advannov Agung Putera.
Rifat Sungkar Pilih Bintang "Bocah Ajaib" Barlean Menjadi Penerusnya, Mitsubishi Xpander AP4 Keramat Siap "Diwariskan"
MotoGP 2024: Dorna Dikabarkan Sudah Terjual, Tinggal Tunggu Pengumuman Resmi MotoGP dan F1 Bersatu
F1 2024: Max Verstappen Bisa Tinggalkan Red Bull Racing Pindah ke Mercedes, Begini Klausulnya
Pereli nasional itu menanggapi insiden terbakarnya mobil Grosjean, yang juga sempat dialaminya beberapa tahun lalu di ajang Sprint Rally.
Menurut pereli muda ini, apa yang dikenakan pembalap F1 tersebut semuanya sudah memiliki ketahanan terhadap api dan mumpuni dalam kondisi seperti itu.
Sehingga untuk balapan ini pelakunya tidak bisa bermain-main dengan kualitas racing suite serta peranti lainnya yang harus digunakan.
"Faktor penting yang mendukung keselamatan Grosjean, terdiri dari racing suite, daleman, sepatu, helm bahkan sarung tangan dan yang nempel di badan sudah FIA Certified. Coba bisa dibayangin kalau itu bukan sertifikasi FIA, kita enggak tahu akan seperti apa juga kan?," tambah Advan.
Selain dipersenjatai dengan komponen yang mumpuni, pembalap juga harus memiliki kecepatan keluar dari mobil dalam keadaan terburuk.
Seperti Romain Grosjean, yang bisa keluar dari mobil yang terbakar dalam waktu cepat dan kesigapan petugas Marshall.
Advannov juga menjelaskan perihal safety 30 second tersebut. Menurutnya, hitungan waktu tersebut merupakan sebuah pakem yang harus dikuasai dalam keadaan darurat.
"Untuk safety yang harus keluar dari mobil dalam 30 detik, itu salah satu prosedur safety. Makanya pada seat belt pembalap harus ada fitur quick release dan itu menjadi salah satu prosedur keselamatan," terangnya.
"Waktu kejadian saya, pas ada api masuk ke dalam mobil, saya langsung cabut seat belt melalui tombol quick release dan langsung membuka pintu untuk keluar secepatnya dari mobil," ungkap Advan. (hf)