Rabu, 23/12/2020 23:25 WIB
mobilinanews (Inggris) - Badannya kecil, tapi nyali pembalap Jepang berumur 20 tahun ini luar biasa. Diimbangi skill yang mumpuni, nyali itu salah satu faktor yang membuat Yuki Tsunoda jadi perhatian di ajang balap F2 2020. Ia agresif dan itu membuat aksinya menarik.
Ia hanya setahun di F2, menjadi Rookie of the Year, peringkat 3 klasemen akhir dan membawanya naik ke F1 2021 dalam tim AlphaTauri.
Maklum saja, sejak dua tahun lalu ia jadi pembalap binaan tim Red Bull dan tetap dalam proyek prestisius Honda, Formula Dream Project.
Saingannya menjadi ruki F1 terbaik tahun depan datang dari alumnus F2 juga, duet Mick Schumacher (juara dunia F2 2020) dan Nikita Mazepin (peringkat 5 F2 2020) dari tim Haas. Mencermati performa tim, peluang Tsunoda menjadi ruki terbaik sangat terbuka.
GWM Indonesia dan Ideafest Selenggarakan Diskusi Inspiratif Bahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru
Hyundai Staria Hybrid, MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan
Daihatsu Kumpul Sahabat Yang Disupport GT Radial, Ajak Pelanggan Setia Berbagi Kebahagiaan di Harapan Indah Bekasi
Tapi, bukan itu yang membuatnya tak sabar menunggu kompetisi 2021. Yang ia nantikan adalah kesempatan melawan Max Verstappen, Lewis Hamilton dan Fernando Alonso.
Verstappen adalah pembalap utama tim Red Bull, pengguna mesin Honda seperti halnya AlphaTauri yang menjadi tim lapis kedua Red Bull.
"Saya senang tahun depan bisa melawan mereka, terutama yang saya tuju adalah Hamilton dan Alonso. Saya melihat mereka balapan di Fuji Speedway saat saya berumur 7 atau 8 tahun," sebut Tsunoda yang berjuang keras di masa awalnya tinggal di Eropa karena faktor bahasa, hal yang banyak terjadi pada pembalap Jepang.
Dan, ia juga tak sabar menanti kesempatan jadi local hero di GP Jepang. Sudah terlalu lama tak ada pembalap Jepang tak hadir di F1 sejak Kamui Kobayashi keluar arena pada tahun 2014.
"Saya harus membuat orang Jepang bangga," ungkap Yuki.
Niatnya melawan tiga pembalap top itu tentu hanya jadi penyemangat. Ia tak mimpi kalahkan mereka dalam masa adaptasinya di F1.
Tapi, kalau kemampuannya bersaing di level tengah justru menarik ditunggu. Bisa jadi ia akan alami duel regular melawan Alonso yang tahun depan balik ke tim Renault, tim yang pada 2020 relatif sama kuat dengan AlphaTauri.
Dan, satu hal lagi, Tsunoda pun bisa jadi lawan kuat dari relan satu timnya sendiri, Pierre Gasly. Melihat ambisi, motivasi serta sikap agresifnya bukan tak mungkin Tsunoda jadi musuh dalam selimut buat Gasly. (rnp)