China Bisa Gelar F1 Jika Ada Darurat di Asia atau Timur Tengah

Rabu, 13/01/2021 23:36 WIB

mobilinanews (China) - Juss Event selaku promotor lokal penyelenggara GP China di sirkuit Shanghai rupanya masih sangat bernafsu menjadi tuan rumah F1. Padahal jatah negeri itu sudah dicoret manajemen F1 karena tak mungkin dihelat pada jadwal yang sudah ditetapkan.

Harusnya, China gelar F1 pada 11 April 2021. Itu tak bisa dilaksanakan karena kasus Covid-19 kembali menyerang negara asal datangnya wabah ini.

Pendatang dari luar China, termasuk rombngan F1, harus karantina 2 minggu setibanya di China. Satu hal yang tak mungkin dilakukan ribuan orang yang terlibat di F1.

Tapi, China tak putus asa. Meminta pihak F1 mengusahakan slot buat mereka di pertengahan tahun jika slot di akhir musim sudah tak bisa diisi lagi setelah GP Australia pindah dari awal ke akhir musim. 

Liberty Media selaku pengelola serial F1 pun goyah. Tak lain karena China yang memang kuat dari aspek marketing F1 dengan jumlah penduduknya, industri dan antusiasme otomotifnya serta pastinya tak lepas dari posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Manajemen F1 pun kembali menarik China ke dalam kalender 2021 sebagai cadangan.

CEO F1 Stefano Domenicali yang baru bulan ini menggantikan Chase Carey di posisi puncak mengakui komunikasi dengan China tetap berjalan. Meski sudah dicoret dari jadwal, negeri itu masih punya kesempatan jadi tuan rumah 2021.

"Tapi, dengan status cadangan dan itu hanya bisa terjadi jika ada perubahan darurat di Asia atau Timur Tengah, dalam arti ada seri yang batal di kawasan itu," kata Domenicali yang mantan petinggi tim Ferrari itu.

Pada awal paroh kedua musim balap 2021 (Agustus hingga September) sepertinya sudah sulit bagi China mendapat slot kalau pun ada yang batal pada waktu itu karena semuanya seri Eropa. Peluang terdapat pada Oktober dan Desember.

Sepanjang Oktober ada 4 seri di Singapura, Jepang, AS dan Meksiko. Kalau mengacu pada janji Domenicali maka China baru bisa masuk andai satu dari 4 seri itu ada yang batal. Kalaupun AS atau Meksiko yang batal maka mudah mengatur jadwal agar China berdekatan dengan seri Jepang.

Pada Desember, ada dua event di Timur Tengah, GP Arab Saudi yang merupakan event F1 perdana di negara itu dan satunya lagi GP Abu Dhabi di Uni Emirat Arab.

Yang masih bisa batal meski kecil kemungkinannya adalah Arab Saudi karena homologasi treknya belum dapat dari FIA. Trek dalam kota Jeddah itu saat ini tengah dikebut desain dan pengerjaannya dengan menyewa jasa Hermann Tilke yang sudah membangun banyak sirkuit di banyak negara.

"Ini awal tahun yang sangat sibuk buat F1. Sementara ini kami senang mengkonfirmasi kalau rencana 23 race tahun ini sudah terjadwal," kata Domenicali.

Dalam list saat ini memang masih ada slot yang belum terisi alias TBC pada 2 Mei. Tapi, itu sudah besar kemungkinan akan jatuh pada GP Portugal di Sirkuit Portimao.

Soal penyelenggaraan terkait pandemi Covid-19 yang masih mengancam, Domicali yakin akan bisa disiasati dengan cara yang dilakukan pada musim 2020.

"Kami sudah punya pengalaman dengan protokol kesehatan yang sangat baik," katanya sebagai pertanda F1 bisa saja ulangi format kompetisi 2020 jika situasi mengharuskan demikian. (rnp)

 

 

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag