MotoGP 2021: 1 Maret 2021, Babak Baru atau Babak Akhir Valentino Rossi di MotoGP?

Sabtu, 27/02/2021 21:08 WIB

mobilinanews (Malaysia) - Untuk kali pertama Valentino Rossi bertarung dengan bendera tim satelit. Mulai Senin (1/3/2021) ini saat tim satelit Yamaha, Petronas Yamaha Srt, me-launching skuad dan livery motor 2021 mereka. 

Sejak manggung di MotoGP pada 2000, The Doctor selalu jadi rider pabrikan. Di Honda (2000-2003), Yamaha (2004-2010, 2020), Ducati (2011-2012).

Meski dengan bendera tim satelit dan nantinya berseragam tim Petronas, The Doctor sejatinya masih dalam status pembalap pabrikan Yamaha. Hak dan fasilitas yang ia terima masih seperti sebelumnya. Motornya pun sama dengan M1 2021 buat Maverick Vinales dan Fabio Quartararo.

Menjadi anak satelit mulai Senin depan, memang babak baru yang sebelumnya tak terbayangkan bagi pembalap sekaliber dirinya.

Namun pada saat yang sama ini juga bisa jadi babak terakhir keberadaan Il Dottore di MotoGP. Dalam usia 42 tahun kini sudah ada keraguan pada kemampuannya bersaing dengan para rider muda yang sebagian justru anak didiknya di VR46 Rider Academy.

Salah anak didik itu adalah Franco Morbidelli yang ironisnya justru jadi rekan satu timnya di Petronas Yamaha.

Rossi sendiri sudah berancang-ancang mundur dari MotoGP jika musim ini tak lagi kompetitif dalam arti bertarung di zona podium. Jika demikian halnya ia akan bilang ciao dan selanjutnya fokus jadi team owner.

"Saya perlu 6-7 race untuk mengevaluasi diri, apakah masih kompetitif atau tidak. Ini yang akan menentukan apakah lanjut ke musim 2022 atau tidak," katanya.

Buat Petronas sendiri mendapatkan pembalap macam The Doctor adalah kebanggaan tersendiri. 

"Ia legenda hidup olahraga ini. Sepanjang kami bisa memberikannya motor yang kuat tak ada keraguan soal kemampuannya bersaing di baris depan," kata bos tim Petronas Razlan Razali.

Ya, sepertinya masalah The Doctor belakangan ini memang pada performa motor. Karena itu menarik menunggu bagaimana para teknisi meracik set up besutan Rossi yang sentuhannya beda dengan teknisi pabrikan.

Tahun lalu, misalnya, M1 racikan Petronas memberikan 6 kemenangan sementara dari anak pabrikan hanya menyumbang satu kemenangan. 

Rossi sendiri pernah mengeluh soal teknisi pabrikan dari Jepang. Bahwa mereka mendengarkan apa kata pembalap tapi pada akhirnya menjalankan apa yang mereka anggap benar.

Hal seperti ini tentu tak akan ditemui Rossi di Petronas Yamaha Srt. Dan, siapa pun saat ini tak tahu, mungkin saja penampilan terbaik Rossi bisa kembali justru karena sentuhan teknis para teknisi satelit.

Seperti dibuktikan Morbidelli yang menggenjot M1 non pabrikan tapi tahun lalu menjadi joki Yamaha terbaik di klasemen akhir. (rnp)

 

TERKINI
Ribuan Peserta Balap Antusias Ramaikan HIDRONE2 HOGERS Indonesia F1 2024: Adrian Newey Sudah "Nyangkut" di Ferrari, Begini Komentar Lewis Hamilton dan Petinggi Red Bull Racing BFGoodrich dan Rawtyperiot Luncurkan Kolaborasi High-Performance Fashion F1 2024 Emilia Romagna: Menuju Sesi Kualifikasi, Charles Leclerc lebih Khwatirkan Angin Daripada Verstappen