H Musliman Keliling Pengda IOF Demi Sosialisasikan Regulasi Adventure R2

Kamis, 04/03/2021 13:55 WIB

mobilinanews (Cilacap) - Tak bisa dipungkiri, ajang Trail Adventure selalu mendapat animo tinggi  pesertanya di Tanah Air. Sebelum pandemi Covid-19 mewabah, hampir setiap pekan ada saja event digelar.

Namun, hingga sekarang belum ada regulasi baku yang mengaturnya. Inilah yang menjadi konsentrasi Indonesia Off-road Federation (IOF) Pusat.

Apalagi komunitas trail saat ini tumbuh pesat. Setiap daerah memiliki club trail baik yang hanya sekadar hobbies maupun yang sering mengikuti event. Tak salah jika diwadahi dengan sebuah payung hukum yang jelas.

Angin segar pun berembus. Kini sudah ada regulasi yang dibuat IOF untuk Peraturan Adventure Roda Dua dan Peraturan Enduro Roda Dua.

"Kami telah menggodok regulasi yang bisa menjadi acuan untuk dipakai. Sempat beberapa kali direvisi hingga final 21 November 2020," buka H. Musliman, Ketua Divisi Adventure R2 di IOF Pusat.

Musliman memang penggila trail adventure. Pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah 12 Juni 1973 ini punya tugas dan misi mensosialisasikan regulasi R2 di seluruh Pengurus Daerah IOF. Berat memang dan itu sudah harus dimulai dari sekarang.

Berarti ada dua regulasi yang menjadi pegangan event organizer untuk menggelar ajang trail adventure dan enduro. Ini menjadi panduan yang wajib dipatuhi agar peserta safety, event aman dan masyarakat sekitar juga nyaman.

"Karena baru, sosialisasi untuk R2 ini memang masih kurang, khususnya di Pengda IOF dan komunitas trail di Indonesia. Sekarang dengan adanya Divisi R2 IOF sangat membantu sekali bagi komunitas trail karena kegiatan akan diatur jarak antara masing-masing event," tutur Musliman.

Selain itu, dari IOF ada Technical Delegate (TD) yang akan membantu menguji kelayakan event tersebut sesuai regulasi.

"Masalah safety paling utama. Kita harus pikirkan safety peserta, penonton dan dampak dari kegiatan tersebut, seperti dampak lingkungan," beber Musliman yang pengalaman main hingga di mancanegara.

Nah, tugas TD itulah yang akan membantu sebelum dan sesudah event. "Sesudah event antara lain evaluasi apakah ada accident. Itu nanti menjadi tugas TD membuat laporan," jelas Musliman.

Untuk diketahui regulasi ini pun bukan langsung jadi dalam waktu relatif singkat. Ternyata selama 4 tahun baru rampung, sebab terjadi penyempurnaan dan revisi. Apalagi di dalamnya cukup komplet. Bukan hanya tentang adventure, tapi juga termasuk sosial dan rescue.

Kebetulan Pengda IOF yang telah siap dan menjalankan regulasi baru R2 ini adalah Jawa Tengah. Indikatornya, mulai penjadwalan event, rekomendasi kegiatan sampai perizinan semuanya berjalan baik. Kuncinya, selalu berkoordinasi dengan pihak dan instansi terkait.

Bukan hanya itu. Dampak lingkungan juga perlu diperhatikan seperti masalah go green. "Contohnya di Tegal ada kegiatan penanaman 1.000 pohon di wilayah hutan Guci. Jadi kita harus balance," ungkap Musliman yang mengendarai KTM Six Days.

"Harapan kami di Pengda seluruh Indonesia pada saat pembentukan pengurus agar melibatkan roda dua sehingga divisi 2x1 dan 4x4 bisa sejalan," pinta Musliman.

"Terakhir, kita juga membawa misi pariwisata. Daerah yang selama ini terisolir, ternyata justru memiliki potensi wisata yang bisa dieksploitasi. Yang pertama menerobosnya, ya rider trail adventure," pungkas Musliman.

Itu dia! (BangVe)

 

TERKINI
Sukses Gemilang! PEVS 2024 Jadi Tonggak Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Halal Bihalal Nissan Terrano Club Sumatera Barat, Diselingi Mini Adventure Offroad Bajaj Menggebrak Pasar dengan Peluncuran Pulsar NS400, Jadi Produk dengan Ukuran Terbesar Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya