Nanan Sukarna : Ada Yang Lebih Kepingin Jadi Ketum IMI

Selasa, 27/10/2015 17:51 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Sampai sekarang masih mencuat tanda tanya, apakah Komjenpol (Purn) Nanan Sukarna akan kembali maju apa tidak memimpin PP IMI.

Kepada mobilinanews yang mewawancarai mantan Wakapolri itu hampir satu jam di Jakarta, pekan lalu, Nanan buka-bukaan.
Berikut petikan wawancaranya.

Banyak yang tanda tanya, sebenarnya Anda akan maju lagi menjadi Ketum PP IMI di Munas nanti?

Ya, kalau Pengprov menginginkan. Tapi, saya kan nggak ambisi juga. Saya lihat ada yang lebih kepingin jadi ketua IMI.

Maksudnya Sadikin Aksa, wakil ketua PP IMI?

Tidak perlu saya bilang kan. Tapi sudah banyak yang tahu.

Apakah Sadikin bilang atau izin Anda ketika mau maju?

(Nanan diam sejenak). Ya tapi boleh saja. Semakin banyak yang maju, saya lebih senang. Malah saya sempat usulkan agar kandidat cukup rekomendasi 1 pengprov biar banyak yang maju (Nanan alihkan perhatian).

Bukankah etikanya pengurus yang akan ikut pemilihan ketum IMI mundur biar tidak ada conflict of interest?

Ya itu tergantung masing-masing saja.

Tentang pernyataan Anda akan melaporkan ke polisi jika ada yang money politic di Munas nanti?

Saya melihat tidak perlu main gitu-gituan di Munas nanti. Bikin visi dan misi yang bagus, itu lebih penting. Makanya saya menyampaikan kepada tim Penjaringan, nanti kalau ada money politic, kita bawa ke polisi. Ya, saya hanya bisa memberi masukan. Kan nanti panitia Munas yang bekerja, bukan IMI lagi.

Itu pula yang membuat Anda menoleransi adanya “uang mahar” untuk pemilhan IMI mendatang?

Kalau itu untuk menggulirkan organisasi Pengprov dan PP IMI, saya pikir lebih bermanfaat. Sekaligus kontribusi kandidat untuk kemajuan otomotif. Memang jadi ketua IMI harus berkorban. Seperti saya, tidak hanya berkorban waktu juga materi sebagai ketum IMI. Maka itu saya minta kalau ada money politic laporkan saja polisi.

Dalam memimpin PP IMI selama 4 tahun ini, apa yang Anda rasa masih kurang?

Sebetulnya kan saya baru aktif penuh 1 tahun terakhir. Semua berjalan baik. Hanya rencana bikin balap di SCBD aja yang belum terlaksana. Sama kejurnas drifting. Tapi kan ada beberapa event drifting non-kejurnas.

Tapi secara keseluruhan, baik. Kejurnas balap motor juga terlaksana, meski ada kekurangan. Kalau kemudian PP IMI yang menggelar ya apa boleh buat, karena tidak ada promotor yang berminat. Dengan alasan mahal.

Kejurnas reli juga jalan. Ijeck selaku ketum Pengprov IMI Sumut komitmen menggelar seri 2 kejurnas minggu lalu. Meski babak belur.

Yang harus dicatat, di periode saya dipercaya lagi memasukkan mobil untuk kepentingan balap di Indonesia. Padahal lama kita dibanch.

Apalagi prestasi di IMI yang Anda bisa banggakan?

IMI ini organisasi sosial. Susah mendapatkan uangnya. Padahal kan perlu bayar sewa kantor dan gaji karyawan, bayar steward of the meeting. Ya akhirnya jalur pertemanan kita manfaatkan. Nama saya jual deh. Nggak apa-apa demi IMI.

Juga soal perizinan event dari polisi. Kalau sudah last minute, biasanya saya yang ditodong. Terpaksa deh telpon-telpon. Akhirnya event bisa jalan karena izin polisi.

Satu hal lagi, teman-teman di Pengprov IMI saya panggil, terus dikasih pelatihan semacam wira usaha. Biar bisa menjual event kepada produsen. Ini yang saya pikir penting. Jadi, saya telah memberi pondasi yang bagus.

Terakhir, siapa yang lebih dijagokan dari kandidat yang sudah santer beredar?

Wah, saya nggak mau komentar. Silakan pilih yang terbaik saja.

TERKINI
GIIAS 2024: Dorongan Konsisten untuk Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Bocor, Motor Listrik TVS iQube Terbaru Akan Rilis Dengan Harga Rp 50 Jutaan, Berikut Spesifikasi Lengkapnya! Riding Clan of Classy, Ekspresikan Anak Muda Pengguna Yamaha Fazzio Hybrid di Surakarta Tekiro Adakan Servis Gratis di Kampus ITS Surabaya, Incar Terpelajar