F1 2021: Bottas Berontak, Internal Mercedes Mulai Panas

Senin, 29/03/2021 21:20 WIB

mobilinanews (Bahrain) - Ada momen menarik usai GP Bahrain kemarin. Dalam rekaman video tampak Valtteri Bottas bicara dengan gestur protes kepada Team Principal Mercedes Toto Wolff. Gestur Wolff pun tidak positif dengan gerak tangan atau bilang terserah. 

Kepada media, Bottas mengkritik kebijakan timnya yang cenderung defensif sejak garis start agar menyerahkan ruang kepada Lewis Hamilton bertarung melawan Max Verstappen yang start terdepan. Dengan kata lain, Bottas diminta tidak menekan Hamilton. 

Kesan itu, katanya, diperkuat oleh kejadian pada pitstop-nya yang bermasalah saat roda depan harus didongkrak dua kali. Ia kehilangan 10 detik pada momen itu.

"Benar saya di awal balapan disalip Charles (Lecerc, Ferrari) tapi itu hanya rugi sepersekian detik. Di pitstop kehilangan 10 detik maka itu tak lagi memungkinkan saya mengejar pembalap sekelas Lewis dan Max untuk berebut P1," tutur Bottas yang dalam percakapan singkat dengan Wolff itu tampak meninggalkan bosnya dengan roman kesal.

Saat dikonfirmassi media, Wolff dengan enteng menjawab tak ada strategi khusus seperti yang disampaikan Bottas. Ia malah menyentil performa pembalap Finlandia itu yang disalip Lecrec di awal balapan dan sama sekali tak bisa mendekat kembali ke pembalap terdepan.

Karena itu, kata Wolff, Bottas diminta tim lakukan pitstop lebih awal untuk membuka kembali kesempatannya mendekati Verstappen dan Hamilton.

"Kami kira itu akan berhasil, tapi ada masalah saat membuka roda depan. Setelah itu saya tak tahu lagi strategi apa yang bisa menolongnya di balapan. Saya memahami rasa frustrasinya di dalam mobil dengan informasi yang sangat sedikit," kata Wolff.

Daya tarik dari `cekcok` itu adalah sikap Bottas yang mulai jadi pemberontak di dalam tim Mercedes. Tak lagi jadi anak penurut seperti 4 musim sebelumnya.

"Ia secara terbuka mengatakan frustrasi di seri pembuka ini, saya kira itu ke depan akan menjadi tekanan di dalam tim Mercedes," komentar Paul di Resta, mantan pembalap F1 yang jadi pengamat lewat SkySports.

Sebelumnya, dua eks pembalap F1 lainnya, Ralf Schumacher dan Nico Rosberg, menyebut peluang Bottas menjadi juara dunia tahun ini hanya terbuka jika ia fight keras dengan Hamilton. Melupakan kepentingan tim dan memikirkan dirinya sendiri.

"Dengan cara itu Nico Rosberg mengalahkan Hamilton dan jadi juara dunia 2016," tegas Ralf.

Kini Bottas sudah menunjukkan gejala pemberontak itu. Tak hanya dengan protes terbuka lewat media, tapi juga secara langsung kepada Wolff seperti tampak saat balapan usai.

Round berikutnya di sirkuit Imola, Italia, bisa ditunggu apakah suhu panas di internal tim saat ini akan dibawa Bottas ke dalam lintasan? (rnp)

 

TERKINI
3.000 Lebih Konsumen Motor Honda Memilih Jadi Member Honda VIP Card Platinum Plus Hampir 100 Peserta Mengikuti Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang, Ini Daftar Pemenangnya IMI Pusat Menyurati Ketua IMI Nusa Tenggara Barat Terkait Pembatalan MXGP 2024 di Sumbawa dan Lombok, Ini Alasannya Mendukung Pelari Perempuan Berprestasi, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta