Larangan Mudik Tak Pengaruhi Panjualan Mobil Bekas, Ini Sebabnya

Jum'at, 07/05/2021 17:30 WIB

Mobilinanews (Jakarta) - Pasar otomotif biasanya cukup tergerak dengan penjualan mobil saat menjelang Hari Raya Lebaran. Hal ini terjadi secara seasional. Namun ditengah kondisi khusus seperti pelarangan mudik untuk menekan angka penyebaran Covid, rasanya cukup berpengaruh pada penjualan mobil.

Menanggapi hal ini, COO mobil88 Sutadi menngatakan bahwa meskipun terjadi larangan mudik tapi penjualan mobil baru dan mobil bekas tetap meningkat. Hal ini karena relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang digulirkan pemerintah sejak Maret 2021.

"Dengan relaksasi PPnBM ini, buat orang yang tadinya nggak mau beli mobil, jadi mau beli. Kita ambil contoh, kadang kita nggak mau belanja suatu barang. Tapi kalau ada diskon membuat tingkat konsumtif orang naik. Dan itu juga terjadi hari ini," kata Sutadi dalam acara Ngabuburit mobil88 bersama media, Kamis (6/5/2021)

Ia menjelaskan sampai saat ini diler-diler otomotif seperti Auto200 tidak menerima pembatalan pembelian kendaraan hanya karena alasan larangan mudik, tapi lebih karena masalah inden yang bisa sampai tiga bulan.

"Sampai saat ini di diler otomotif, belum ada pembatalan pesanan karena tidak jadi pulang kampung. Malah adanya pembatalan lebih ke arah barangnya kelamaan. Jadi konsumtif market itu terjadi karena ada diskon atau subsidi, yang lebih menarik karena dengan terjadinya pembelian bukan karena faktor mau mudik," tuturnya.

Hal ini berefek pada penjualan mobil bekas, karena bisnis use car merupakan turunan dari bisnis penjualan mobil baru. Hal ini terjadi secara natural karena efek domino yang ditimbulkan dari keinginan konsumen untuk mengganti mobi lamanya dengan mobil yang baru.

"Orang biasanya ingin membeli mobil lama, otomatis akan melepas mobil lamanya. Jadi efeknya berkaitan dengan kita yang bermain di use car. Jadi berdampak positif ke kita, sebagai turunan bisnis dari penjualan new car," tukasnya.

Jadi bagi moibil88 PPnBm cukup menjadi angin segar bagi pebisnis mobil bekas dengan adanya relaksasi PPnBm. Palagi pemerintah juga mendukung dari sisi finansilnya seperti memberikan keringanan down payment (DP) dan bunga yang redah untuk menggerakan daya beli masyarakat.

Sutadi juga mengakui bahwa awalnya isu PPnBM memang menjadi momok karena mempengaruhi bisnis mobil bekas karena dengan penurunan harga new car otomatis mengurangi margin yang diambil oleh mobil bekas. Namun hal itu hanya sementara, karena setelah berjalan rangenya sudah bisa dihitung.

"Sebenarnya pada Februari ketika isu itu berkembang, itu menjadi momok buat teman-teman di mobil bekas. Saat itu, kita tidak tahu kita harus ngembil diangka berapa. Namun ketika itu sudah jalan, kita sudah bisa menghitung berapa angka yang bisa kita ambil. Jadi kita tinggal hitung berapa angka wajar kita beli dan kita lepas" terangnya.(Elk)

TERKINI
Hampir 100 Peserta Ikut Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang Dukung Pelari Perempuan, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta Intip Cara Kartini Zaman Now Belajar Naik Motor yang Aman Bareng Honda MotoGP Spanyol 2024 : Federal Oil Apresiasi Podium Marc Marquez, Pembuktian Bersama Gresini Racing