MotoGP 2021 Catalunya: Yamaha Tutupi Kelalaian Quartararo, Haruskah Di-Black Flag?

Minggu, 06/06/2021 22:48 WIB

mobilinanews (Spanyol) - Apa saja bisa terjadi di MotoGP. Yang paling aneh pun bisa terjadi. Seperti kasus Fabio Quartararo (Yamaha) di race GP Catalunya, Minggu, 6 Juli 2021. Ia kehilangan poin maksimal hanya karena ritsleting.

Pembalap tim pabrikan Yamaha itu favorit kuat juara Catalunya dan berangkat start dari pole position. Namun, 3 lap terakhir ia alami kejadian langka di MotoGP. Ritsleting warpack atau baju balapnya terbuka, makin lama makin lebar.

Akhirnya ia kendurkan kecepatan, menurunkan ritsleting sepenuhnya dan dengan enteng melepas dan membuang pelindung dada begitu saja. 

Ia pun balapan dengan bertelanjang dada, yang seketika menjadi perdebatan apakah itu melanggar peraturan atau tidak. 

Ada beberapa versi mengapa itu bisa terjadi. Tapi, yang paling mungkin adalah yang diungkap The-Race dari sumber paddock MotoGP.

Quartararo memang terbiasa telanjang dada sebelum balapan. Ia tak suka kenakan kaos dalam seperti umumnya pembalap. Ia hanya gunakan selembar kulit sebagai pelindung.

Disinyalir, ritsleting itu belum sepenuhnya tertutup jelang start. Ini membuat angin yang masuk melalui leher semakin lama semakain membuka ritsleting itu dan mengubah-ubah posisi chest protector-nya. Karena risih dan terganggu, akhirnya ia melepas alat pelindung dada itu.

Lucunya, Quartararo maupun Yamaha terkesan menutupi penyebab kasus langka itu. Dalam keterangan resmi Yamaha sejam setelah balapan, ia menyebut tak bisa menjelaskan masalah yang ia alami. 

"Saat ini saya tak bisa jelaskan. Itu sedikit mengecewakan. Namun saya senang karena finish keempat pada hari yang buruk ini masih terbilang bagus," kata pembalap Prancis ini yang masih bertahan di puncak klasemen dengan total poin 118, unggul 17 angka dari Johann Zarco (Pramac Ducati) dan 28 poin dengan Jack Miller (Ducati).

Petinggi Yamaha pun seolah menutupi apa yang terjadi meski sebenarnya sangat jelas tampak dalam siaran langsung televisi. Direktur Yamaha Massimo Meregalli mengaku tak tahu apa yang terjadi. Ia justru mengalihkan pembicaraan.

"Di luar masalah itu, Fabio telah tunjukkan daya juangnya yang hebat. Sayang ia kena penalti 3 detik dan mundur dri P3 ke urutan 4. Hasil yang masih cukup bagus," katanya.

Tapi, di luar Yamaha, kasus itu tetap saja kontroversial. Banyak yang mempertanyakan kenapa Quartararo tetap diperbolehkan berlomba dalam situai demikian.

Seharusnya ia kena black flag alias kibaran bendera hitam yang berarti ia harus berhenti balapan.

Salah satu yang cukup kencang menyuarakan black flag itu adalah Casey Stoner, juara dunia MotoGP ternama dari Australia.

"Sengaja atau tidak ritsletingnya terlepas, itu seharusnya kena bendera hitam. Ini balapan dengan kecepatan lebih dari 350 km per jam. Pada level ini Anda tak dapat diizinkan balapan dengan baju terbuka," tegas Stoner.

Sejauh ini tak ada protes dari tim lain. Tapi, ada atau tidak ada protes, seharusnya race direction mengambil tindakan karena itu terkait dengan aspek keselamatan. Terlebih lagi karena ia melepas dan membuang alat pelindung yang jadi keharusan dalam balapan.

Balapan itu sendiri dimenangkan oleh Miguel Oliveira Portugal/KTM) yang tadinya sama sekali tak masuk hitungan sebagai calon pemenang.

Tapi, itu tadi, belakangan ini memang apa saja bisa terjadi di MotoGP. (rnp)

 

 

 

 

TERKINI
Mandalika Radical Experience Diluncurkan di The Elite Showcase 2024 ICE BSD City, Siap Gelar 3 Seri Radical Cup Tips Agar Motor Irit Bensin: Pemeriksaan Tekanan Ban dan Pengaturan Beban F1 2024 Emilia Romagna: Starting Grid Berubah, Oscar Piastri Terlempar dari Front Row,, Ferrari Diuntungkan F1 2024 Emilia Romagna: Max Verstappen Pole Sitter, Raceday 63 Laps Bakal Sulit Ditebak