Mencari Peluang Ekspor Otomotif Di Tengah Pandemi Covid-19

Kamis, 10/06/2021 19:58 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Industri otomotif harus mendapat perhatian dan prority, terutama saat pandemi Covid-19 berkecamuk. Hal ini penting karena sektor ini, memberi kontribusi pada ekspor Indonesia. Ia menempati urutan ke 5 dalam kontribusi ekspor.

Hal ini disampaikan Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Indrasari Wisnu Wardhana. Menurutnya sektor ini juga penting karena ia mengakomodir lebih dari 1,3 juta pekerja mulai dari pabrik hingga IKM yang mejadi pemasok komponen.

"Kalau kita lihat Industri otomotif ini memang adalah industri yang memberikan kontribusi di ekspor. Saat ini nomor 5, dulu pernah jadi nomor 3, tapi sekarang jasi nomor 5 karena ada baja," kata Wisnu Wardhana dalam Weebinar bertajuk Sektor Otmotif Nasional: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang, di Jakarta, Kamis (10/6/2021).

Berkaitan dengan itu, industri otomotif harus tetap produktif. Tidak hanya untuk domestik tetapi juga menjaga ritmenya dalam upaya berkelanjutan dalam ekspor ke negara lain untuk membantu meningkatkan pendapatan negara.

Wisnu melihat ada potensi besar yang bisa digarap, karena secara rasio kepemilikan kendaraan di negara-negara ASEAN, Timur Tengah dan Australia masih terbilang rendah, sehingga potensi ini bisa dimaksimalkan.

"Secara rasio kepemilikan mobil masih rendah di negara-negara tujuan ekspor, sehingga potensinya sangat besar terutama ke negara-negara ASEAN, Timur Tengah dan Australia. Australia ini khususnya kendaraan EV," paparnya.

Kelambanan produktivitas untuk membantu pertumbuhan cepat industri otomotif, lanjutnya, terletak pada industri pendukung otomotif yang banyak dikerjakan oleh IKM. Industri pendukung otomotif di tir 3 dan 4 sangat minim dibandingkatn dengan Thailand dan Vietnam, sehingga harus didorong.

"Persoalannya di sektor industri otomotif ini, ada pada industri pendukungnya di tir 3 dan 4 yang sangat minim, dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam, sehingga sangat lemah bagi kita untuk membangun industri komponen penunjangnya.Ini yang masih perlu kita kembangkan ke depan," tuturnya.

Berkaitan dengan ekspor, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongki Sugiarto mengungkapkan sejauh ini ekspor mobil tertinggi dari Indonesia terjadi pada 2019 dengan berhasil mengapalkan 132 ribu unit mobil. Namun angka itu terus menyusut pasca gelombang pandemi covid-19 melanda berbagai negara.

"Saat ini ekspor kita yang terakhir hanya 100 ribu unit karena pandemi Covid-19. Puncak ekspor terjadi di 2019 diangka 132 ribu lalu turun lagi karena adanya pandemi, tuturnya.

Meskipun demikian dengan adanya vaksin diberbagau negara, yang kembali memberikan kepercayaan diri pada sektor ini, mereka optimis ke depan pasar global dan domestik akan membaik dengan peningkatan ekonomi, sehingga sektor otomotif bisa terus menggerek nilai ekspornya.

"Memang dalam situasi ini masih berat, tapi dengan adanya recovery kita harap ke depan bisa meningkatkan ekspor seperti harapan presiden Jokowi yang menargetkan bisa 1 juta unit ekspor kendaraan CBU dari Indonesia di 2025," tuturnya.

Untuk diketahui saat ini 5 negara tujuan ekspor Indonesia adalah Filipan, Vietnam, Thailand, Jepang dan Saudi Arabia. Hingga Quartal 1 tahun 2021 angka ekspor ke negara tersebut cukup baik Filipina sekitar 41,27%, Vietnam 42,98%, lalu Thailand 22,01%, Jepang 34,25% dan Saudi Arabia 8,64 % diabanding perode yang sama tahun lalu. (elk)

TERKINI
Grup Motor Super Ugal Sunmori dan Kunjungi Warung Solo di Kemang: Parkirannya Luas Banget Bamsoet Hadiri HUT ke-6 Motor Besar Indonesia dan Resmikan Basko Auto Gallery di Jakarta Komunitas Toyota Hardtop Padang Gelar Aksi Sosial di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, Membangun Sebuah Mushalla Memperindah Penampilan Mobil dengan Velg Aftermarket: Pilihan Baru dari HSR Wheel