Shell Dukung Penggunaan Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Masa Depan

Rabu, 14/07/2021 14:30 WIB

mobilinanews (Jakarta) - PT Shell Indonesia mendukung penggunaan biodisel dalam upaya menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dari BAU (business as usual) pada tahun 2030. Langkah ini beriringan dengan kebijakan pemerintah dalam menghasilkan energi ramah lingkungan.

Lantas mengapa biodiesel? Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang menjadi energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Sifatnya yang degradable (mudah terurai) dengan emisi yang lebih rendah dibanding dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil.

Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Indonesia sendiri telah memanfaatkan biodiesel sejak tahun 2008, dan pemanfaatannya secara nasional terus dikembangkan, baik dari segi volume, campuran ataupun jumlah perusahaan yang terlibat dalam bidang ini.

Direktur Pelumas Shell Indonesi, Andri Pratiwa mengatakan, Shell senantiasa mendukung penggunaan energi bersih dan berkelanjutan, hal ini sejalan dengan strategi global Shell ‘Powering Progress’.

"Shell berkomitmen untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya mendukung agenda Pemerintah Indonesia dalam penggunaan energi yang lebih bersih dan mempersiapkan ketahanan energi, kata Andri Pratiwa, dalam acara Shell ExpertConnect bertajuk “Penggunaan Biodiesel Sekarang dan Masa Depan”.

Melalui forum Shell ExpertConnect, Shell berharap terjadi tukar informasi, pengetahuan dan praktek terbaik untuk mensukseskan implementasi program B30 dan persiapan implementasi mandatori B40.

Bagi Sehell Perkembangan teknologi mesin, upaya pengurangan emisi GRK dan peningkatan ketahanan energi Indonesia telah mendorong pemerintah meningkatkan pemanfaatan biodiesel, yang berhasil dalam program B20 dan B30 sejak Januari 2020.

Riesta Anggarani, Peneliti Bahan Bakar- LEMIGAS mengungkapkan pemerintah harus terus mengembangkan biodiesel karena selain ramah lingkungan juga merupakan potensi besar di Tanah Air.

“Pemerintah terus mendorong kesuksesan implementasi program B30, khususnya dalam memastikan semua BBM jenis minyak solar yang ada di dalam negeri dicampur dengan biodiesel sebesar 30%. Sementara untuk program mandatori B40 hingga saat ini masih dalam tahap pengkajian baik teknis maupun keekonomian, sehingga penerapannya diperkirakan tidak akan dalam waktu dekat,” tuturnya

Di kesempatan yang sama, Shell sebagai produsen pelumas dunia berbagi pengetahuan mengenai produk pelumas yang dapat mendukung pemanfaatan bahan bakar B30.

Shell Asia Pacific Product App Specialist, Mohammad Rachman Hidaya mengatakan, berdasarkan data dan pengalaman, Shell menganjurkan untuk menggunakan engine oil dengan standar API-CI4 karena memiliki kemampuan lebih baik dalam mengatasi jelaga hasil pembakaran dari bahan bakar B30 atau lebih.

"Hal ini disebabkan API CI-4 memiliki soot handling lebih baik dibandingkan engine oil monograde. Bukti di lapangan juga menunjukkan penggunaan pelumas mesin standar API-CI4 dapat melindungi piston lebih sempurna,” ungkapnya

Implementasi mandatori B30 juga dilakukan oleh produsen alat berat Komatsu. Komatsu senantiasa mendukung kebijakan pemerintah termasuk dalam implementasi B30.

Untuk itu Komatsu telah mendisain ulang dan memproduksi setiap material dengan komponen alat berat seseuai spek B30. (elk)

TERKINI
WRC 2024 Portugal: Toyota Gazoo Racing Mainkan Duet Sebastien Ogier dan Kalle Rovanpera, Hyundai Munculkan Sordo Belkote Dukung Penuh JDM Funday 2024 di Pertamina Mandalika International Circuit Lombok, Animo Tinggi Sportcar Jepang PEVS 2024: NETA Auto Indonesia Catat Prestasi Gemilang Cetak 108 SPK, Ini Fitur Unggulannya Wuling Cloud EV Raih Penghargaan The Most Tested Car di PEVS 2024, Segini Pesanan yang Diperoleh