Sabtu, 24/07/2021 12:45 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Dunia otomotif sementara mengalami masalah cukup pelik dengan ketersediaan pasokan komponen pendukung produksi mobil. Bila di Thailand Toyota harus menutup tiga pabriknya karena kekurangan pasokan kabel untuk rangkaian listrik. Hal berbeda terjadi bagi BMW.
BMW Group telah mengungkapkan bahwa hampir semua pabrik manufakturnya di Jerman, mengalami kekurangan semikonduktor, sehingga mengganggu produksinya. Keterbatasan semi konduktor membuat mereka, tak dapat memproduksi 10.000 mobil yang sudah ditargetkan.
Awal bulan ini, Anggota Dewan Produksi BMW, Milan Nedeljkovic mengatakan bahwa produksi mobil BMW saat ini sangat terganggu karena kekurangan semikonduktor cukup kritis, sehingga bisa berlanjut cukup lama.
“Prospek produksi dan ketersediaan semikonduktor untuk paruh kedua tahun ini juga tetap kritis. Asumsi awal, bahwa itu akan segera dikendalikan dan akan teratasi pada paruh pertama tahun ini, sulit,” akunya melansir Rauters.
Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap
OnePrix 2024 Palopo : Insiden Sikut dan Dorong Akibatkan Pembalap Kehilangan Posisi, Harusnya Disanksi
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta
Terlepas dari kekurangannya, raksasa otomotif ini, membukukan rekor penjualan dengan 1.339.080 mobil secara global dalam enam bulan pertama tahun 2021. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam sejarah. Ada peningkatan 39,1% selama 1H 2020, dan 7,1% dibandingkan dengan 1H pra-Covid 2019.
Semua merek di bawah sayapnya juga melaporkan penjualan yang lebih tinggi, sehingga mereka masih optimis dengan perkembangan dan pemulihan pasar. Meskipun demikian, masalah baru berkenaan dengan persediaan semikonduktor menjadi masalah sendiri.
Berkaitan dengan hal ini, BMW sementara mencari alternatif dengan mencari pemasok yang bisa menyediakan semikonduktor agar dapat melanjutkan produksinya di tengah kondisi pasar otomotif yang mulai membaik. (elk)