Terlalu Jahanam, Jalur Xtreme Enduro 3 di Payakumbuh, Sumatera Barat Ini!

Senin, 09/08/2021 17:55 WIB

mobilinanews (Payakumbuh) - Kabupaten 50 Kota di Sumatera Barat kembali dipenuhi riders trail adventure akhir pekan lalu. Wilayah yang disebut sebagai Luhak Nan 50 menjadi target ditaklukkan ratusan peserta dalam ajang 2 Day Private Xtreme Enduro 3.

Kali ini, klub Trail Adventure Payakumbuh 50 Kota atau disingkat Trapay 50 mengusung agenda kegiatan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (7-8/8/2021). Sekitar 140 riders memulai petualangan dari Nagari Taram yang menjadi lokasi start dan finish.

"Hari pertama saja sudah terasa istimewa, jalurnya hard, turunannya jahanam betul. Ditambah panitianya joss, peserta pun luar biasa. Ini memang buat jiwa petarung. Salam GasPoll dari Cilacap," ungkap Law Agwan, rider Hiu Selatan yang datang dari Cilacap, Jawa Tengah.

Rider Senior Law Agwan datang memboyong 10 unit trail. Masih ada peserta asal Jawa lainnya ditambah Wawan Kadri dari Kalimantan Selatan, plus riders dari kota di pulau Sumatera. Tapi kenapa banyak yang protes?

Apa yang terjadi? Ternyata peserta terpaksa bermalam di jalur yang dilewati. Ada tanjakan dan turunan ekstrem.

Akibat beratnya trek yang dilalui, peserta keluar hutan jam 3 pagi. Nah lho! Setidaknya 24 unit motor ditinggal dalam trek saking beratnya.

Pastas saja dipantau langsung H. Musliman, Ketua Divisi 2x1 Indonesia Off-road Federation (IOF) Pusat yang juga datang dari Cilacap.

"Saya mengawasi regulasi event supaya sesuai dengan aturan IOF," buka Haji Mus.

"Event ini memang bertitel extreme, tapi terlalu kejam treknya. Bayangkan, kami sampai kehabisan air minum. Bahkan sampai minum air dari tetesan daun. Check point tidak tersedia seperti informasi panitia," tutur Ferry Bcr dari Bangkinang, Riau.

"Inilah yang kita sayangkan. Seharusnya panitia membuat check point sesuai dengan beratnya trek. Disitu harus tersedia makanan dan minuman. Kalau malam, jalur harus ditutup, tidak ada lagi yang berada dalam trek," tegas Musliman.

Lain lagi ungkapan Akbar Toufan yang ikut main. "Kalau private xtreme memang begitu. Kita harus siap menerima tantangan yang ada. Buat saya, ini memang berat dan melelahkan," ujar pembalap grasstrack nasional ini.

"Jadi kalau memakai standarisasi IOF itu tidak perlu sampai terjadi hal seperti ini. Ada beberapa hal yang harus dianalisa, seperti kelayakan trek, jalur dan peserta. Panitia boleh saja membuat spesial, lain dari yang lain, tapi harus mengukur kemampuan peserta dan cuaca juga," papar Musliman.

"Kita ini kan penikmat jalur. Tapi kalau menyiksa peserta, kan jadi nggak nikmat dan enjoy lagi mainnya. Nah, inilah tugas Divisi 2x1 IOF untuk sosialisasi regulasi agar sesuai standar. Boleh ekstrem tapi safety," pungkas Musliman.

Itu dia! (bangVe)

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag