Dengan Nikel, Indonesia Bisa Jadi Pemain Utama Elektrifikasi di Dunia

Rabu, 01/09/2021 01:30 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Indonesia bisa menjadi negara tangguh dalam energi, jika memanfaatkan energi listrik untuk berbagai keperluan masyarakat termasuk dalam perdagangan dunia.

Katika dunia otomotif sementara hangat dengan mobil listrik, peran Indonesia bisa bermain di sana. Mengapa? karena Indonesia merupakan negara penghasil sumber energi untuk baterai mobil listrik terbesar di dunia yakni Nikel.

Dalam berbagai penelitian, Nikel menjadi elemen strategis untuk memproduksi baterai dan eletric Vehicle (EV). Dalam laporan tim EV Battery BUMN, alam Indonesia mengandung 21 juta ton cadangan nikel. Sebuah sumber energi yang bisa digunakan untuk menghasilkan nilai tambah yang mendorong perekonomian negara.

Analis pasar modal Lin Che Wei mengungkapkan Indonesia harus bisa memanfaatkan National Resources untuk dapat mengubah menjadi Competitive Resources untuk kemajuan negara ke depan.

"Indonesia punya satu-satunya important resources yakni nikel yang sangat strategis untuk pembuatan baterai dan mobil listrik, sehingga harus mengubahnya menjadi barang yang kompetitif di pasar global," kata Lin Che Wei dalam sebuah Webinar bertajuk `Sektor Otomotif : Mengubah Tantangan Menjadi Peluang, beberapa waktu lalu.

Apa hebatnya nikel

Nikel disebut strategis untuk kendaraan listrik karena sebagian besar unsur inti pada material katoda baterai dan EV terkandung pada bijih nikel, khususnya nikel limonit.

Selain itu, campuran nikel dengan krom dan besi menghasilkan stainless steel, yang permintaannya diekspektasikan akan semakin meningkat seiring dengan pemulihan pandemi.

Berkaitan dengan ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia mengambil langkah percepatan penggunaan teknologi baterai, dalam sektor transportasi melalui program kendaraan berbasis listrik.

Direktur Konservasi Energi, Hariyanto mengungkapkan teknologi baterai bisa dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil agar bauran energi baru dan energi terbarukan (EBT) dapat tercapai.

“Kami sudah melakukan beberapa perhitungan apabila menggunakan kendaraan listrik ini dan hasil yang disampaikan di berbagai kesempatan untuk road map di tahun 2025 targetnya 2,1 juta kendaraan untuk roda empat dan 13 juta kendaraan roda dua," kata Hariyanto pada Webinar bertema Peluang Mineral Kritis Indonesia.

Dalam proyeksi penerapannya, diperlukan kapasitas baterai sebesar 113,8 GWh atau setara 758.963 juta ton material lithium ion untuk kendaraan listrik dan sebesar 3.9 GWh atau setara dengan 26.225 ton lithium ion untuk PLTS tahun 2030.

“Baterai ini akan menjadi komponen kunci yang akan menentukan untuk kehandalan selain kendaraan itu sendiri dan juga akan mempengaruhi harga keekonomian dari kendaraan listrik ke depannya," pungkasnya.

Jika Nikel dimanfaatkan sesuai dengan road map yang telah ada, maka ke depan Indonesia bisa memaksimalkan kekayaan nikel untuk menjadi salah satu pemain utama baterai global, yang akan menghasilkan devisa besar untuk negara di tengah dunia elektrifikasi yang masif di seluruh dunia. (elk)

TERKINI
MMKSI Relokasi Diler Mitsubishi Motors SUN Malang Kota, Lebih Lengkap dan Nyaman Umar Abdullah "Pembalap Terbaik Indonesia" di TCR Asia Series 2024 Round 1 Sepang Malaysia, Ini Alasannya GIIAS 2024 Jadi Pameran Terbesar, Ada 11 Hall Untuk Show Kendaraan Hingga Aftermarket Hampir 250 Pengunjung PEVS 2024 Jajal Langsung Motor Listrik Honda