Kamis, 14/10/2021 12:05 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Toyota akan kembali menggenjot produksi mobilnya, setelah beberapa saat lalu mengalami pembatasan karena ketersedian suku cadang yang terbatas karena pandemi Covid-19.
Pembatasan produksi mobil asal Jepang itu, mulai dibatasi pada Desember lalu antara lain karena masalah kelangkaan chip hingga komponen pendukung lainnya. Puncaknya pembatasan produksi hingga akhir Maret sebesar 300 ribu kendaraan menjadi 9 juta unit.
Hal ini terjadi karena belakangan penularan Covid-19 terus menajam sehingga memperlambat pekerjaan di pabrik suku cadang. Pabrik paling terkena dampak ada di seluruh Malaysia dan Vietnam.
Baranjak dari itu, Toyota kini telah meminta pemasok untuk mengganti produksi yang hilang sehingga dapat membangun 97 ribu kendaraan tambahan antara Desember dan akhir Maret 2022.
F1: Paket Premium Max Verstappen, Fernando Alonso dan Adrian Newey di Aston Martin. Begini Peluang dan Tantangannya
Mazda CX-60: Tawarkan Eksklusivitas dan Kinerja yang Mumpuni di Pasar Indonesia
Sumatra Dirt Bike, Ajang Adventure Yang Ditunggu Kini Bakal Hadir
Meskipun telah ada pembicaraan, pemasok tampaknya akan mempertimbangkan untuk mengoperasikan shift akhir pekan, sebagai tambahan untuk memenuhi permintaan komponen bagi pembuatan mobil.
Sejauh ini, belum ada yang diputuskan tentang rencana produksi lanjutan setelah bulan November, dimana kondisi negara-negara di Asia Tenggara mulai membaik, sehingga mereka bisa kembali beproduksi dengan normal.
Peneliti dan Konsultan Industri Otomotif Carnorama, Namun, Takashi Miyao, mengatakan situasi saat ini sudah membaik, sehingga memungkinkan Toyota untuk menargetkan peningkatan produksi yang lebih baik ke depan.
“Tingkat infeksi Covid-19 di Asia Tenggara menurun drastis dan kekhawatiran masyarakat mulai menurun sehingga aktivitas mulai menuju kenormalan. Sepertinya industri juga mengalami hal yang sama,” ungkapnya.
Pada bulan Februari, Toyota mengatakan pihaknya berencana untuk memproduksi 9,2 juta kendaraan di seluruh dunia tahun ini. Angka ini meningkat 2 persen dari rekor jumlah kendaraan yang dibangun pada 2019.(elk)