Sabtu, 16/10/2021 11:05 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan rencana barunya untuk menjadikan Prancis sebagai pemimpin hidrogen hijau global pada tahun 2030. Baginya Prancis harus menjadi salah satu negara yang menjadi bagian dalam isu lingkungan.
Unutk itu, merek aingin bergerak lebih jauh dan terus meningkatkan produksi kendaraan listrik negara secara menyeluruh, untuk mencapai dekarbonisasi dan inovasi produk yang lebih ramah lingkungan
Pada awal pandemi, Prancis bersama dengan seluruh dunia menghadapi kekurangan peralatan pasokan berbagai komponen kendaraan. Cegukan rantai pasokan, yang masih dihadapi dunia, sebagian besar mengganggu produksi.
Belajar dari kejadian tersebut. Macron ingin mengatakan bahwa Prancis perlu memindahkan lebih banyak produksi barang-barang penting ke negaranya daripada mengandalkan sumber eksternal. Itu termasuk komponen kendaraan seperti semikonduktor yang slangkah di pasar.
Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap
Beijing Auto Show 2024 : TIGGO 9 PHEV Diluncurkan, Lahirnya Inovasi Terbaru Dari Mobil Chery
Wuling BinguoEV Berhasil Tempuh 1.300 Km Dalam EV Journey Experience Ke Mandalika Lombok
Untuk mencapai tujuan ini, Macron mengatakan pemerintah Prancis menginvestasikan 30 miliar Euro ke dalam rencana Prancis 2030-nya. Ini termasuk 8 miliar Euro untuk dekarbonisasi, peluncurkan reaktor nuklir kecil, dan pengelolaan limbah nuklir yang lebih efisien.
Reaktor-reaktor ini, katanya, akan membantu menghasilkan hidrogen hijau melalui elektrolisis di dua megapabrik pada tahun 2030. Hidrogen hijau menggunakan air sebagai sumbernya, bersama dengan energi terbarukan akan menjadi konsumsi kendaraan
Selain itu, rencana Prancis 2030 akan menginvestasikan 4 miliar Euro untuk membangun sektor transportasi Prancis. Rencananya adalah memproduksi setidaknya dua juta kendaraan listrik dan hibrida di Prancis pada tahun 2030, serta pesawat terbang rendah karbon pertamanya.
Rencana Prancis 2030 juga mencakup 6 miliar Euro untuk sektor teknologi, termasuk kemampuan produksi semikonduktor. Tambahan 3 miliar Euro dialokasikan untuk perawatan kesehatan, dan 1,5 miliar untuk pengembangan pertanian dan pangan baru sebagai komponen kunci untuk merevitalisasi ekonomi nasional.(elk)