Senin, 15/11/2021 03:04 WIB
mobilinanews (Brasil) - Momentum kebangkitan ditiupkan Lewis Hamilton dan Mercedes usai memenangi GP Brasil di Sirkuit Interlagos, Sao Paolo, Senin (15/11/2021) dinihari WIB.
Kemenangan yang diraih dengan strategi jitu dan perjuangan keras di lintasan. Pantas Hamilton menyambutnya dengan luar biasa.
Taktik mengagetkan dengan mengganti ICE mobil Hamilton dengan konsekuensi grid penalti 5 posisi, ternyata membuahkan hasil sesuai rencana meski ada hal-hal dramatis yang mengikutinya.
Kecepatannya yang luar biasa di sesi kualifikasi akhirnya diiskualifikasi FIA karena melanggar ketentuan ukuran bukaan sayap belakang saat berada di zona DRS.
GWM Indonesia dan Ideafest Selenggarakan Diskusi Inspiratif Bahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru
Hyundai Staria Hybrid: MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan
Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap
"Saya harus start dari belakang (sprint race) dan kemudian start dari urutan 10 saat balapan. Ini akhir pekan tersulit yang pernah saya alami. Tapi, semua itu hanya untuk menuntun kami agar tak pernah menyerah, terus berjuang. Saya mengerahkan semua yang saya punya untuk race ini. Kemenangan ini rasanya seperti kemenangan kali pertama," papar juara dunia bertahan itu seusai finish.
Menangguk 25 poin dari Interlagos, kini Hamilton menggerus 7 poin dari Verstappen di klasemen. Tadinya defisit 21 poin kini tinggal 14 poin.
Hingga lap ke-70 bonus 1 poin dari fastest lap masih milik Hamilton, namun di lap terakhir bonus 1 poin itu lari jadi milik Sergio Perez (Red Bull) yang lakukan pit ekstra utk ambil alih poin tunggal itu.
Verstappen yang tadinya favorit di Interlagos menyikapi santai kekalahannya. Unggul 14 angka dengan 3 race sisa menurutnya masih sangat bagus.
"Hari ini kami kehilangan sedikit kecepatan. Tapi kami bersenang-senang dengan mengerahkan semua kemampuan. Dalam race berikutnya kami akan bangkit," tegas Verstappen.
Tiga race menanti semuanya di sirkuit Timur Tengah. Dua trek baru di Qatar dan Arab Saudi yang baru kali ini digunakan buat F1. Seri pamungkas di Abu Dhabi juga terjadi perubahan lay out lintasan agar semakin mudah menyalip mobil lawan.
Oleh karena itu sangat tak mungkin menyebut Hamilton atau Verstappen yang bakal lebih kuat di tiga sirkuit itu. Semuanya masih meraba-raba.
Yang jelas, seperti kata Hamilton dan Verstappen, persaingan masih jauh dari kata selesai. Yang ada justru semakin panas dengan potensi kepastian gelar ditentukan di seri terakhir.
"Sekali lagi, kami pantang menyerah. Ksmi akan teruskan momentum positif ini," tegas Hamilton yang melakukan victory lap di Interlagos dengan kibarkan bendera Brasil, bukan bendera Inggris.
"Kemenangan ini buat Ayrton Senna, buat Brasil," katanya menyebut alm Ayrton Senna, juara dunia F1 3 kali asal Brasil yang merupakan idola Hamilton sejak kecil. (rnp)