Senin, 30/11/2015 15:42 WIB
mobilinanews (Surabaya) - Sungguh tragis, kecelakaan yang melibatkan sebuah Lamborghini Gallardo Supertrofeo Stradale di daerah Manyar Kertoarjo, Surabaya, Minggu (29/11) kemarin hingga menewaskan satu orang.
Dalam kejadian itu, 2 orang dinyatakan sebagai korban luka berat dan satu korban dinyatakan tewas. Sementara pengemudi Gallardo, berinisial WM juga mengalami luka ringan. Saat ini, polisi Surabaya masih melakukan olah TKP tentang kecelakaan tersebut.
Diduga, WM berakselerasi terlalu cepat saat berjalan bersama salah satu supercar lainnya yang diduga bermerek Ferrari. Entah kenapa mobil tiba-tiba oleng dan menabrak warung STMJ yang terletak di pinggir jalan.
Kemungkinan pengendara kurang memahami soft skill mengemudi sebuah supercar yang dianggap bukan mobil yang gampang dikemudikan. Apabila unsur pendukung seperti traction control yang tidak sengaja dimatikan, bisa jadi merupakan penyebab mobil melintir dengan mudahnya.
Oli Pertamina Fastron Lumasi 70 Mesin Mobil Peserta Lamborghini Blancpain Super Trofeo
Ini Tipe Lamborghini Punya Raffi Ahmad Yang Nabrak Pohon di Malang
Pertamina Surabaya Sosialisasikan Pertalite Lewat Fun Rally
Oleh polisi, jika terbukti adanya unsur kesengajaan adanya kebut-kebutan, maka WM akan dijerat dengan pasal 311 ayat (1) UU LLAJ. Yang berbunyi perbuatan pengemudi yang membahayakan nyawa orang lain atau barang saja sudah dapat dipidana tanpa harus mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Perbuatan mengemudi secara ugal-ugalan yang membahayakan nyawa orang lain mengakibatkan kecelakaan lalu lintas atau menimbulkan korban meninggal dunia, pengemudi diancam pidana penjara maksimum 12 tahun.
Ini bukanlah kali pertama kecelakaan Lamborghini Gallardo terjadi di Indonesia. Sebelumnya, dua kejadian berlangsung di Jakarta, di mana sebuah Gallardo menabrak motor dan sebuah MPV di daerah Kelapa Gading pada September 2015.
Dan Gallardo Facelift yang dikemudikan lawyer Hotma Paris menabrak mobil boks di daerah tol dalam kota arah Ancol padaOktober 2014.
Benarkah Lamborghini tidak cocok dipakai di jalanan Indonesia? (Teks Berto Pramadya)