F1 2021 Arab Saudi: Lewis Hamilton Lolos Dari Penalti, Petinggi Red Bull Ajukan Banding

Minggu, 05/12/2021 03:15 WIB

mobilinanews (Arab Saudi) - Martin Brundle, mantan pembalap F1 dan kini jadi pengamat, bilang kalau Max Verstappen gagal jadi juara dunia 2021 itu tak lain hanya karena kurang beruntung. Bisa benar adanya.

Beberapa kejadian dalam kurun waktu tiga jam dari sesi FP3 hingga kualifikasi pada Sabtu (4/12) waktu Arab Saudi atau Minggu (5/12) dinihari WIB menggambarkan kesialan Verstappen. Sebaliknya jadi keuntungan rivalnya, Lewis Hamilton.

Hamilton maju ke sidang stewards jelang kualifikasi dengan dua kasus berbeda dan dua-duanya berpotensi hadirkan grid penalty. Kasus pertama adalah insiden dengan Nikita Mazepin dan yang kedua dugaan pelanggaran sinyal bendera kuning. Dua-duanya terjadi di FP3.

Hasilnya, dua-duanya meloloskan driver inggris itu dari kesalahan. FIA Race Director Michael Masi yang memimpin rapat stewards dengan kubu Mercedes menjelaskan, dalam kasus Mazepin tak bisa menyalahkan Hamilton.

Alasannya, itu adalah keslahan timnya, Mercedes, dalam hal berkomunikasi dengan pembalapnya. Untuk itu Mercedes didenda 25.000 Euro atau sekitar Rp 425 juta.

"Dalam keadaan normal memang pembalap yang bertanggung jawab untuk mengontrol pembalap lain di belakangnya. Tapi, khusus untuk Sirkuit Jeddah dimana banyak tikungan buta maka tak mungkin pembalap hanya mengandalkan kaca spion untuk mengawasi belakang. Ia harus dibantu oleh tim dengan komunikasi radio. Dalam hal ini tim yang abai sehingga hukuman dijatuhkan kepada mereka," bunyi pernyataan stewards.

Anehnya, untukkasus itu hamilton diberikan teguran keras untuk kali kedua musim ini setelah kasus Silvertone (menubruk Verstappen). Jika terjadi sekali lagi maka otomatis ia dapat grid penalti 10 posisi.

Untuk masalah bendera kuning, FIA juga meloloskan Hamilton dari hukuman. Alasannya, sinyal bendera kuning diaktifkan secara tidak sengaja dan berlangsung hanya 1 detik.

"Race Director (Michael Masi) melaporkan kepoada stewards bahwa peringatan bendera kuning ganda pada FIAMarshaling System diaktifkan pada Light Panel nomor 6 diaktifkan secara tidak sengaja, kurang dari 1 detik," bunyi buletin terpisah dari FIA.

 Juga dibeberkan fakta dari viedo on-board di mobil Hamilton bahwa tak ada bendera kuning yang dikibarkan, tak ada lampu kuning yang diperlihatkan kepada Hamilton dan juga tak ada sinyal lampu kuning pada panel mobil sang pembalap.

Dan, tentu saja semua yang disampiakn FIA itu konyol di mata Helmut Marko, penasehat senior Red Bull Racing. Ia menyebut perlakuan sangat berbeda diterima pembalapnya.

Di GP Brasil, Verstappen didenda 50.000 euro (Rp 850 juta) hanya kaena menyentuh mobil Hamilton di parc ferme usai kualifikasi. Namun, untuk kasus yang membahayakan pembalap lain, lagi-lagi Hamilton hanya terima teguran.

"Di Qatar, Max terima penalti 5 posisi karena lampu kuning. Di sini kuning ternyata mendadak tak lagi kuning. Ada interpretasi berbeda.  Tak bisa terus seperti ini, kamu menafsirkannya dengan sewenang-wenang," tegas Marko kepada servus.tv yang dikutip racingnews365.

Marko pun menegaskan timnya telah mengajukan banding atas putusan yang ia anggap ngawur itu.

Dan, keberuntungan lain yang menghampiri Hamilton terjadi di sesi kualifikasi. Ia lolos dari kejaran Verstappen berebut pole position karena driver Red Bull ini alami kecelakaan jelang garis finish.

Karena itu upaya banding Red Bull berhasil atau tidak mungkin akan bergantung lagi pada keberuntungan Verstappen. (rnp)

 

 

 

 

TERKINI
Paguyuban Motor 4,5 Persen SiPalingPaham Turut Meriahkan The Distinguished Gentleman Ride 2024 di Jakarta: Kita Semua Sama Grup Motor Super Ugal Sunmori dan Kunjungi Warung Solo di Kemang: Parkirannya Luas Banget Bamsoet Hadiri HUT ke-6 Motor Besar Indonesia dan Resmikan Basko Auto Gallery di Jakarta Komunitas Toyota Hardtop Padang Gelar Aksi Sosial di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, Membangun Sebuah Mushalla